Minggu, 22 Januari 2017

Firasat Dahulu, Terbukti Sekarang

Aku sangat berhati-hati menjaga jarak aman denganmu
Bukan karena aku membencimu
Atau karena aku tidak menyukaimu
Aku sangat menyayangimu, sungguh
Aku tak ingin membuatmu terluka
Aku ingin kita tetap berhubungan baik seperti ini

Selama-lamanya aku ingin kita tetap begini
Cukup menjaga hati masing-masing
Aku akan bahagia bila kamu berkenan menjadi pendampingku
Aku khawatir kamu tidak akan bahagia bersamaku
Aku hanya ingin begini, terus menjagamu dalam heningku

Aku senang mengawasi setiap gerak-gerikmu
Maaf bila akhir-akhir ini aku sering beradu argumen denganmu
Ada yang tidak biasa darimu
Aku melihat ada yang lain dari tindak-tandukmu

Apa kamu mulai mencintainya?
Apa kamu hanya peduli padanya?
Aku kasihan padanya, dia terlalu berharap kamu juga menyayanginya
Aku tahu pasti, hatimu itu ada padaku
Tapi aku tetap saja khawatir kalau sewaktu-waktu hatimu berubah

Hati manusia siapa yang bisa menebaknya

Tuhan, biarkan semuanya tetap pada tempatnya
Aku tak kuasa menunjukkan padanya
Begini cara aku mencintainya
Begini cara aku melindunginya
Begini cara aku menunjukkan kasih sayangku kepadanya

Mendadak menjadi orang asing itu tidak pernahku pinta
Mendadak tidak bertegur sapa dan peduli itu mustahil adanya
Tapi Tuhan menyusunnya
Tapi Tuhan sudah mengaturnya
Aku dan kamu telah berjarak
Tuhan menciptakan jarak yang semakin jauh dan rancu diantara kita
Sebenarnya itu sudah bisa menjadi pertanda
Bahwa kita tidak pernah tertakdir untuk bersama apalagi selamanya
Andai kalla itu, kita menyadarinya
_________________

Luka itu masih ada
Luka itu masih berbekas
Luka itu bermakna dalam
Bukan hanya tentangmu
Terlebih mengenai keegoisan hatiku
Aku yang dahulu begitu ingin memilikimu
Mencoba mempertahankan kehadiranmu
Namun, aku lupa
Apa yang aku lakukan itu sia-sia
Tuhan hanya mengizinkanmu untuk singgah sejenak dan melewatiku
Bukan untuk menetap dan tinggal selamanya
Tak masalah
Luka ini bukan karenamu
Sepenuhnya luka ini karena aku
Aku yang terlalu tamak akan dunia ini

Minggu, 01 Januari 2017

2 hati

Mungkin karena aku sudah pernah terbiasa dengan perbedaan ini
Tidak ada yang perlu diperdepatkan apabila kita bisa saling menghormati
Bagiku Agamaku, Bagimu Agamamu

Aku terbiasa menunggumu selesai ibadah di hari minggu dulu, sebelum kita menghabiskan waktu bersama
Kamu juga terbiasa menungguku beribadah di setiap lima waktuku tiba

Bercanda dan tertawa kita saling memahami
Duka cita kita saling menguatkan

Tidak ada pertemanan setenggang rasa ini
Hanya mampu bersama dan tak mungkin dapat bersatu itu kita sadari betul

Tuhanku bukan Tuhanmu
Tuhanmu bukan Tuhanku
Akan tetapi Tuhan itu satu
Tuhan selalu ada di hati kita

Cukup bagi kita ada di titik ini

Selamat datang kekasih hatimu
Selamat menempuh kehidupan baru ya kamu
Semoga kasih Tuhan selalu bersamamu

Selamat tinggal kenangan lalu
Terima kasih atas pembelajaran darimu
Semoga kelak kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi

Mari menjaga damainya hati ini