Untuk Dia yang Merindukan Hadirmu
Semenjak hari itu
senyum tak lagi nampak mewarnai harinya.
Ia tetap hidup,
ia tetap menjadi manusia,
tapi ia tahu betul rasanya hidup tanpa ada kamu.
Tak ada seorang pun yang berani bertanya
tentang sendu harinya.
Sekalinya kamu muncul,
air mata dan rindu berdesakan keluar,
seakan waktu bersekongkol
menyimpan seluruh rasa yang terpendam.
Ia menunggu,
bukan sekadar hadir di hadapannya,
tetapi hadir yang nyata—
hadir yang menyapa hatinya,
hadir yang menenangkan langkahnya.
Dan bila esok kau kembali,
ia takkan meminta banyak,
hanya senyum sederhana,
dan keyakinan bahwa
ia tak lagi sendiri dalam rindunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar