Jumat, 15 Februari 2013

STOP Bakar-Bakar Sampah, ya!

Stop Bakar Sampah!

Pembakaran yang bersih hanya bisa dilakukan dalam api panas dan suplai oksigen yang cukup. Padahal, pada pembakaran sampah yang umum dilakukan yakni sampah dalam tumpukan hanya bagian luar yang mendapat cukup oksigen untuk menghasilkan CO2. Sementara bagian dalam, karena kekurangan suplai O2 akan menghasilkan karbonmonoksida (CO).

Satu ton sampah, akan menghasilkan sekitar 30 kg CO.

Co adalah gas yang mampu membunuh orang secara massal. Bila dihirup, gas ini akan berikatan sangat kuat dengan hemoglobin darah.*fhi Akibanya, hemoglobin yang semestinya mengangkut dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh akan terganggu.

Tubuh akan kekurangan O2 dan menimbulkan kematian.

Masalah lain dari sampah organik adalah kelembapannya.*fhi Sampah basah mengakibatkan partikel-partikel yang tak terbakar beterbangan juga berakibat terjadi reaksi yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya.

Partikel-partikel yang tak terbakar akan terlihat sebagai awan dalam asap.

Dari 1 ton sampah kira-kira dihasilkan 9 kg artikel padat yang tak terbakar berupa asap cokelat.*fhi
Sebagian partikel akan terhisap masuk paru-paru, karena mekanisme penyaringan dalam hidung kita tak mampu menyaringnya.

Hidrokarbon berbahaya, senyawa penyebab iritasi seperti asam cuka, serta senyawa penyebab kanker seperti benzopirena, juga mungkin dihasilkan.

Suatu studi menyimpulkan, asap dari pembakaran sampah mengandung benzopirena 350 kali lebih besar dari asap rokok.*fhi Telah kita kenal dengan baik, perokok pasif pun dapat berisiko kanker gara-gara asap rokok orang-orang di sekitarnya.

Lebih berbahaya kalau Sobat greeners FHI menderita asma, infeksi paru paru, atau bronkitis kronis.

Anak-anak akan lebih menderita lagi, karena mereka menghirup jumlah udara per satuan berat badannya lebih besar dari pada orang dewasa dan juga karena perbedaan struktur paru-parunya.

Yang lebih parah, bila sampah organik bercampur dengan bahan-bahan sintetis.@][204876742936764:] PVC dalam pembungkus kabel, kulit sintetis dan lantai vinil misalnya, mengandung senyawa berbahaya yang mengandung klor.

Pembakaran bahan tersebut akan menghasilkan gas HCL yang korosif. Celakanya, pembakaran dengan suhu kurang dari 1.100 derajat Celcius, pun akan menghasilkan dioksin – zat sebagai racun tumbuhan (herbisida).

Selain itu, mungkin pula dihasilkan fosgen, yang dikenal sebagai racun yang digunakan pada Perang Dunia I. Tercatat 75 racun lain yang telah dikenal dalam hasil pembakaran sampah yang mengandung klor.

Bahan sintetis yang mengandung nitrogen akan menghasilkan senyawa berbahaya lain. Nitrogen terdapat dalam bahan sintetis seperti nilon, dan busa poliuretan seperti yang terdapat dalam matras, sofa, dan karpet berbusa.*fhi Pada pembakaran di atas 600 derajat Celcius, bahan sintetis yang mengandung nitrogen ini akan menghasilkan HCN, suatu gas sangat beracun.

Sebaliknya, pembakaran sampah basah pada suhu kurang dari 600 derajat Celcius pun akan dihasilkan isosianat. Senyawa ini terkenal karena menyebabkan kecelakaan mengenaskan di Bhopal beberapa tahun silam.@][204876742936764:]

Bahkan, membakar potongan kayu dapat membahayakan, karena akan menghasilkan senyawa yang mengakibatkan kanker, formaldehida.

Sementara, melamin dapat menghasilkan formaldehida bila dibakar dengan suplai oksigen banyak, atau menghasilkan HCN (bila suplai oksigen kurang).

Untuk mengurangi polusi udara, mungkin kita perlu memilah-milah sampah yang akan dibakar, atau seminimal mungkin membakarnya.

©[ Dr. Ismunandar (Chemistry Departement ITB)-FHI]

Follow us: @forum_hijau

Rabu, 06 Februari 2013

Ikhlas kan saja ...

Jangan berat hati bila rizki kita sudah waktu'a berpindah kepada hamba ALLAH yang lain,,,
sepanjang masih djalan yang halal,,
kita harus rella kan'a...
insyaallah besok lusa akan ada rizki jatah kita lg..
amien :)
*so manfaaatkan sebaik2nya setiap kesempatan yg kamu punya !

Nikmati Hari Demi Hari :)

Bersedih hanya akan memadamkan bara harapan, mematikan ruh cita2
dan membekukan semangat jiwa...

"sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu
dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azabKu sangatlah pedih"

Untuk mengatasi kehampaan hidup akibat mati rasa,
manusia modern mencari hiburan..
Akan tetapi apa yang mereka sebut sebagai hiburan itu,,
hanya membuat mereka menjadi "mayat-mayat hidup" yang centil.......

Semua ini ada waktunya dan proses itu harus dihargai,,
karenanya bertindaklah seperti matahari yang tak pernah lbh cepat terbit ataupun tenggelam...

Yakinlah penderitaan akan berakhir!!

Jalanilah kehidupan ini dengan rasa senang, aman, nyaman dan tenang,,
serta penuh rasa rihda dengan apapun yg kita miliki..

Orang yang meletakkkan UANG sebagai tujuan utama hidup'a,,
pasti akan lebih depresi dan cemas tiada henti sampai nanti dia akan mati...

bersabarlah,,
jika ada satu, dua pebnderitaan,,
itu hanyalah jalan untuk meraih kebahagiaan :)

Terus semangat untk beramal yaa....


sesukses apapun kita saat ini,,
jangan pernah lupakan semua jerih payah, kerjakeras, disiplin, sabar, ikhlas n tawakal yg lalu..

so ingatlah untk beramal!!!
dengan cara berikan kemudahan bagii orang lain..
dan biarkan ALLAH yg mmberi kemudahn untk qta,,

karena dunia pasti berputar,,,
ada saat'a smuua kan berubah..
bersiiaplah hdpi khdpn yg fana ini!!!

ingat tak ada guna'a mengeluh kpd sesama manusia,,
karena dia hanyalah makhluk ciptaan ALLAH!!

keep your smile!!!
:)

Pendidikan Sebagai Proses Enkulturasi

            Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh setiap tanggal 02 Mei, ada baiknya untuk kita merefleksikan kembali sejauh mana pertumbuhan pendidikan di Indonesia tekait kepribadiaan bangsa. Sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) kita memiliki hak dan kewajiban salah satunya dalam bidang pendidikan. Mengapa Pendidikan?? Karena pendidikan adalah ujung tombak manusia untuk melawan keterpurukannya. Sebagai contoh, pada zaman perintisan kemerdekaan Bung Karno bersama rekan-rekan seperjuangannya mengenyam pendidikan formal ala Kolonial Belanda dan belajar banyak ilmu pengetahuan di dalamnya. Lalu, beliau sampai pada satu titik pemahaman mengenai KEMERDEKAAN. Setelah beliau mengetahui hal tersebut rasa nasionalisme terpatri kuat dalam sanubarinya, sehingga beliau sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai putra bangsa. Selanjutnya perjalanan panjang perjuangan beliau dan rekan membuahkan hasil yang manis, mereka menjadi pemuda pencetus perjuangan kemerdekaan Indonesia dan benar-benar mewujudkan kemerdekaan tersebut pada masanya. Bayangkan, bila saat itu Bung Karno bersama rekannya tidak mengenyam pendidikan dan tidak pernah memahami arti sebuah KEMERDEKAAN mungkin, sampai saat ini kita masih hidup dalam zaman penjajahan.  
Menurut informasi yang saya peroleh dari situs website www.wikipedia.org , pendidikan nasional di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Negara Republik Indonesia, baik yang terselenggara secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Kemdiknas). Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun, yang terdiri dari: enam tahun di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun di sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam ilmu antropologi terdapat tujuh unsur budaya, dimana salah satu unsur pendukung budaya tersebut adalah ilmu pengetahuan yang bisa kita dapatkan melalui pendidikan. Pendidikan adalah proses belajar mengajar dalam kurung waktu yang tidak singkat untuk mengetahui dan menguasai hal-hal yang belum kita dapatkan sebelumnya, sehingga kita dapat meg-up grade kemampuan. Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error). Sedangkan kebudayaan adalah suatu perangkat ide, gagasan, dan system social yang diperoleh melalui proses belajar. Segala macam wawasan manusia tentang system ilmu pengetahuan tersebut pun mempengaruhi sikap dan tindakannya dalam berbudaya. Sehingga kita membutuhkan suatu system pendidikan yang baik dan berkualitas sesuai dengan budaya-budaya yang ada di Indonesia agar kebudayaan bangsa Indonesia lebih baik dan berkualitas.Wujudkan pendidikan kebudayaan Indonesia!

Banggalah menjadi warga negara Indonesia dan Cintailah kebudayaan Indonesia!
JAYALAH INDONESIA, DAMAILAH IBU PERTIWI.
KAMI PUTRA PUTRIMU YANG SETIA MENJAGA KESATUAN BANGSA INI!