STOP Bakar-Bakar Sampah, ya!
Stop Bakar Sampah!
Pembakaran yang bersih hanya bisa dilakukan dalam api panas dan suplai
oksigen yang cukup. Padahal, pada pembakaran sampah yang umum dilakukan
yakni sampah dalam tumpukan hanya bagian luar yang mendapat cukup
oksigen untuk menghasilkan CO2. Sementara bagian dalam, karena
kekurangan suplai O2 akan menghasilkan karbonmonoksida (CO).
Satu ton sampah, akan menghasilkan sekitar 30 kg CO.
Co adalah gas yang mampu membunuh orang secara massal. Bila dihirup,
gas ini akan berikatan sangat kuat dengan hemoglobin darah.*fhi
Akibanya, hemoglobin yang semestinya mengangkut dan mengedarkan oksigen
ke seluruh tubuh akan terganggu.
Tubuh akan kekurangan O2 dan menimbulkan kematian.
Masalah lain dari sampah organik adalah kelembapannya.*fhi Sampah basah
mengakibatkan partikel-partikel yang tak terbakar beterbangan juga
berakibat terjadi reaksi yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya.
Partikel-partikel yang tak terbakar akan terlihat sebagai awan dalam asap.
Dari 1 ton sampah kira-kira dihasilkan 9 kg artikel padat yang tak terbakar berupa asap cokelat.*fhi
Sebagian partikel akan terhisap masuk paru-paru, karena mekanisme penyaringan dalam hidung kita tak mampu menyaringnya.
Hidrokarbon berbahaya, senyawa penyebab iritasi seperti asam cuka,
serta senyawa penyebab kanker seperti benzopirena, juga mungkin
dihasilkan.
Suatu studi menyimpulkan, asap dari pembakaran
sampah mengandung benzopirena 350 kali lebih besar dari asap rokok.*fhi
Telah kita kenal dengan baik, perokok pasif pun dapat berisiko kanker
gara-gara asap rokok orang-orang di sekitarnya.
Lebih berbahaya kalau Sobat greeners FHI menderita asma, infeksi paru paru, atau bronkitis kronis.
Anak-anak akan lebih menderita lagi, karena mereka menghirup jumlah
udara per satuan berat badannya lebih besar dari pada orang dewasa dan
juga karena perbedaan struktur paru-parunya.
Yang lebih parah,
bila sampah organik bercampur dengan bahan-bahan
sintetis.@][204876742936764:] PVC dalam pembungkus kabel, kulit sintetis
dan lantai vinil misalnya, mengandung senyawa berbahaya yang mengandung
klor.
Pembakaran bahan tersebut akan menghasilkan gas HCL
yang korosif. Celakanya, pembakaran dengan suhu kurang dari 1.100
derajat Celcius, pun akan menghasilkan dioksin – zat sebagai racun
tumbuhan (herbisida).
Selain itu, mungkin pula dihasilkan
fosgen, yang dikenal sebagai racun yang digunakan pada Perang Dunia I.
Tercatat 75 racun lain yang telah dikenal dalam hasil pembakaran sampah
yang mengandung klor.
Bahan sintetis yang mengandung nitrogen
akan menghasilkan senyawa berbahaya lain. Nitrogen terdapat dalam bahan
sintetis seperti nilon, dan busa poliuretan seperti yang terdapat dalam
matras, sofa, dan karpet berbusa.*fhi Pada pembakaran di atas 600
derajat Celcius, bahan sintetis yang mengandung nitrogen ini akan
menghasilkan HCN, suatu gas sangat beracun.
Sebaliknya,
pembakaran sampah basah pada suhu kurang dari 600 derajat Celcius pun
akan dihasilkan isosianat. Senyawa ini terkenal karena menyebabkan
kecelakaan mengenaskan di Bhopal beberapa tahun
silam.@][204876742936764:]
Bahkan, membakar potongan kayu dapat membahayakan, karena akan menghasilkan senyawa yang mengakibatkan kanker, formaldehida.
Sementara, melamin dapat menghasilkan formaldehida bila dibakar dengan
suplai oksigen banyak, atau menghasilkan HCN (bila suplai oksigen
kurang).
Untuk mengurangi polusi udara, mungkin kita perlu memilah-milah sampah yang akan dibakar, atau seminimal mungkin membakarnya.
©[ Dr. Ismunandar (Chemistry Departement ITB)-FHI]
Follow us: @forum_hijau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar