Selasa, 28 Juni 2016

Teguran Tuhan

Hi, Awan
Kamu cukup memperhatikan aku dari sana saja
Tak perlu datang, mendekat dan masuk lagi dalam kehidupanku
Aku sudah hidup dengan tenang saat ini
Kamu tak perlu khawatir berlebih
Semua rasa terabaikan itu telah berganti kebahagiian
Aku bahagiia dapat memetik pelajaran berharga pasca kepergianmu

Awan kepergianmu bukan tanpa alasan
Kamu memang tak pernah bilang pamit
Tapi aku tahu pasti itu yang terbaik
Tak perlu kau ceritakan semua kebahagianmu tanpaku
Tak usah kau tanya bagaimana dunia menghukumku atas keegoisan diri ini

Waktu itu aku terlalu berharap banyak padamu
Kala itu aku hanya memikirkan keuntunganku sendiri
Saat itu aku terlena dengan cintaku sendiri
Dan tak menghiraukan kamu yang tenggelam dimakan waktu

Wajar apabila Tuhan cemburu dan menghukumku dengan keras begini
Cintaku kini sepenuhnya murni hanaya kepadaNYA
Sang pemilik diri ini
_________________________________

Maafkan aku Syfa
Aku tak punya waktu banyak untuk menghiburmu
Aku lebih sibuk dengan duniaku sendiri
Sering kali aku mengacuhkan dirimu

Ingin hatiku selalu mendampingimu
Ingin rasanya diri ini menjadi tempat ternyamanmu
Berusaha aku semampuku
Untuk menjadi pendamping terbaikmu

Kamu terlihat menikmati waktu bersamanya
Kamu terlewat akrab dengan pria itu
Kamu selalu tersenyum dan dapat terawa lepas dihadapannya
Tak pernah aku menemuimu sebahagia itu kala bersamaku

Syfa, maaf aku harus tegas
Mengaris batas yang jelas
Aku adalah aku
Dia adalah dia
Kamu adalah kamu
Bersikaplah sebagaimana dirimu sendiri

Kamu harus sadar diri
Siapa kamu dan dimana posisimu
Kebaikkan hatimu berpotensi disalahgunakannya
Waspada terhadap keselamatanmu

Aku hanya bisa melihat dan berdoa untukmu dari kejauhan ini
Antara kamu, keluarga, sahabat, dan bisnisku harus seimbang
Sementara ini takaranmu tidaklah banyak
Tapi cukup membuat kepalaku keleyengan
Dan hatiku berdegub kencang
Aku khawatir saat kamu mendekati garis bahaya
Aku sampai tidak bisa tidur saat mengetahui kamu ada dalam bahaya

Syfa, aku mohon jaga dirimu baik-baik
Waspada dengan pria di luar sana
Karena semua pria pada dasarnya sama saja
Kecuali aku.

Tentang Tuhan dan ketentuan serta takdir dariNYA
Sungguh aku hanya bisa pasrah
Mencintaimu memang aku sengaja tak berlebihan
Karena aku hanya berharap ridhoNYA untuk kita dapat bersama

Kode Keras Bagi Yang Serius

Aku butuh bukti atas keseriusanmu
Aku bosan hanya mendengar bujuk rayu
Kata-kata manis itu terlalu murah

Ini adalah kode keras untukmu
Buat kamu yang niatnya serius mempersuntingku
Semoga Allah memberikanmu kekuatan dan mengalirkan rezeki agar segera terwujud cita-cita muliamu

Lebaran sebentar lagi
Aku masih setia menanti dia yang berhati
Datanglah dengan pasti
Semoga Allah meridhoi

Jangan Berpaling Dari Ku

Hatiku gemetar, gelisah tak terarah
Mataku menatap nanar
Aku tercenang mendengar perkataanmu
Kau bilang aku yang selalu jahat
Angkuh dan tak peduli kepadamu

Jantungku berdetak lebih kecang
Sepertinya tabuh perang sengaja kau dendangkan
Tubuhku lemas, sewaktu kau berkata dia pribadi yang baik dan menyenangkan

Aku tak bisa terima, kau perbandingkan aku dengan dia
Dahulu kau mengakui cinta padaku
Sekarang kau bilang rasa itu sudah mati
Sirna bagaikan ditelan bumi

Sebegitu kejamkah aku?
Sampai kamu berucap semenyakitkan ini

Semalaman aku renungi setiap detik kebersamaan kita
Kala itu semua terlihat sempurna
Entah, kamu kesambet apa?
Tetiba murka dan tak menginginkanku lagi

Padahal dunia tahu betul bagaimana kamu mengagumiku
Sesungguhnya aku menyadari semua ketulusanmu itu
Hanya kemarin aku terlalu gengsi untuk mengakui kesamaan ini

Semoga ini hanya badai yang akan berlalu
Semoga ini hanya kesalahpahaman semata
Semoga kita bisa lebih saling memahami

Jangan pernah hadirkan dia diantara kita!

Aku Menyerah dan Kamu Bertahan

Kamu tahu apa alasanku mengulur, menghindar, dan menjauh darimu
Karena aku berfikir kita beda keyakinan
Usiamu hanya lebih tua 1 tahun dari aku
Dimana berdasarkan penelitian dan teori yang ada telah menyebutkan bahwa pemikiran wanita jauh lebih dewasa 4 tahun dari pria seumurannya

Aku khawatir pemikiranmu masih kekanak-kanakkan
Sedangkan diusiaku ini aku ingin melangkah pasti
Aku menanti pria yang bersedia menghalalkanku menjadi pendampingnya
Aku tahu pria itu bukanlah kamu
Karena kamu masih asyik dengan duniamu sendiri

_________________________________
Bukankah kamu tahu sejak awal kita sudah berbeda keyakinan
Mulai waktu itu kita sudah saling memahami
Toleransi kita tak perlu dipertanyakan
Prinsip dan tujuan kita selalu sama
Mengapa sudah sejauh ini kamu goyah
Tak mungkin kamu bisa kembali dan memutar waktu lagi
Menyesalkah kamu, kita berakhir begini

Amarahku tiada berarti
Kamu tetap memilih pergi dan lenyap dari hadapanku
Menangisku memohon untukmu tetap di sisi tiada berguna
Hatimu berubah 180°
Aku harus bagaimana agar kamu tetap bertahan
Aku tak biasa hidup tanpamu

Tanpa kamu yang selalu menyinari hariku
Tanpa kamu yang punya 1001 cara mencairkan suasana
Tanpa kamu yang banyak bicara
Tanpa kamu yang energinya tak pernah musnah
Tanpa kamu separuh jiwaku pergi

Aku tak seperti dirimu yang mampu bertahan di terjang badai
Tapi aku mau bertahan demi masa depanku bersamamu
Aku hanya ingin kamu yang mendampingiku
Kamu boleh saja merasa marah dan juga lelah
Sesaat saja, aku izinkan kamu untuk istirahat terlebih dahulu
Asal kamu jangan pernah menyerah

Menyerahkan hubungan kita begitu saja
.

Minggu, 12 Juni 2016

EGO Kita

Saat kau mulai mengambil jarak dariku
Saat kau mulai tak pedulikan aku
Saat itu aku sudah mulai khawatir

Saat kau terbiasa tanpaku
Saat kau suka menjadi bebas seorang diri
Saat itu juga aku semakin cemburu

Khawatirku kepadamu selama ini tiada berarti
Kecemburuan hatiku akibat ulahmu juga tak bisa kau pahami

Aku ini manusia biasa
Aku juga punya hati
Bagaimana bisa kamu seperti ini

Perasaanku kamu lukai
Kamu nodai kesucian cintaku ini
Jujurku tiada berarti

Ku mendekat kau berlari
Ku kejar kamu sembunyi
Ku dekap kau menjerit
Serumit inikah hubungan kita

Kamu yang bersalah aku yang meminta maaf
Kau yang selalu benar dan aku yang selalu salah
Aku berterima kasih atas keegoisanmu ini

2016, aku akui semua keterbatasanku

Tahun 2016, tepat 10 tahun kita berpisah
Tak lagi bisa saling bertemu pandang
10 tahun tanpa kata penjelasan soal kita

Mumpung masih di tahun ini
Aku bermaksud menyampaikan sudut pandangku terhadapmu
Kamu itu orang baik
Terlalu baik malahan

Kamu hadir dalam hidupku
Dengan ramah kamu menghadapiku
Cuekku bukan masalah bagimu
Untuk pertama kalinya, kamu orang pertama yang berhasil membuatku luluh

Apa kamu ingat waktu aku melindungimu dari kerumunan teman-teman kita yang asyik main clepetan dasi?
Masih ingatkah kamu setiap pagi aku berdiri di balkon?
Ingatkah kamu sewaktu aku dengan sengaja mengawasimu?

Mulai sejak saat itu, aku yang cuek ini menjadi begitu peduli terhadapmu
Aku ingin menjadi sayap pelindungmu
Aku ingin menyambutmu di setiap pagi
Aku ingin selalu berada di dekatmu

Terlalu dini, apabila waktu itu aku bilang cinta
Terlalu cepat, apabila detik itu ku katakan sayang
Karena usia kita waktu itu masih terlalu belia untuk menjalani suatu hubungan

Alasanku untuk tidak mendekatimu adalah karena aku dan para penggemarmu lainnya saling berjanji menjaga jarak aman diantara masing-masing kita
Jangan sampai ada yang mengatakan cinta dan melukai perasaanmu
Membuatmu seperti piala bergilir
Kecuali kamu yang memilih menjadi seperti ini

Banyak pria baik yang bersedia menjagamu dan menyayangimu tanpa syarat
Banyak dari mereka juga tak masalah apabila tak kau lihat
Mereka tulus mencintaimu dari relung kalbu
Aku tahu itu, sampai aku tak enak hati karena aku tak sefanatik mereka

Prinsipmu selalu dan terlalu kuat
Kamu memang berani dengan langkahmu sendiri
Kamu bukan piala bergilir
Kamu menjadi idola yang sesungguhnya
Memukau bagi para penggemarmu hingga titik terakhir

Tatap mataku dengan lekat
Aku ingin mengkonfirmasi sesuatu
Apakah ruangku di hatimu sudah lenyap

Aku merasa di waktu itu pikirmu tersita dengan angan tentangku
Logikaku selalu berbicara tentang dirimu yang mempunyai hati sama dengan ku
Perangaimu mengisyaratkan isi kalbu yang serupa juga denganku

Sepuluh tahun sudah semua cerita itu menjadi kenangan
Tak sedetikku aku punya kesempatan untuk melihatmu
Rasanya hanya dalam mimpi aku dapat berjumpa denganmu
Mengobati rindu yang terlanjur stadium akhir

Pupus sudah harapanku untuk dapat berjumpa denganmu
Aku tak menemukan jejakmu sama sekali sampai detik ini