Sabtu, 11 Juli 2015

Kamu mencintaiku, tapi berdiri di sebelahnya

Sudah terlihat ada ruang untukku di dalam hatimu
Jelas ditatapan matamu, aslinya kamu ingin bersamaku
Tapi mengapa kamu memilih berdiri di sampingnya
Kamu lebih membelanya dari pada aku
Di depan mataku, kamu memeluknnya erat
Walaupun tak ada rasa nyaman yg aku lihat dari gerak gerikmu saat bersamanya
Aku tetap tak suka melihatnya

Sahabatmu, bilang semua itu kamu lakukan karena hutang budi
Hutang budi macam apa yg mengungkiri nurani
Sahabatmu, bilang sesungguhnya kamu sendiri pun tersiksa
Pertama karena tak mencintainya
Kedua karena melihatku terluka
Ketiga karena membohongi diri sendiri

Sahabatmu, selalu membelamu dihadapanku
Katanya aku harus sabar dan memahami situasi ini
Tapi kemana kamu??
Tak pernah berani menatap mataku lagi dan mengatakan kenyataannya
Sepertinya kamu mencoba untuk lari
Kamu selalu menghindariku

Wajar saja, bila aku hilang rasa
Sepantasnya aku pergi dari kehidupanmu
Sejauh ini aku melangkahkan kaki dan menempuh perjalanan yang tak mudah
Di titik ini, kamu hadir kembali menjumpaiku

Rasanya aku ingin berontak, mengapa begini??
Rasanya ini tak adil,, mengapa harus ketemu kamu lagi
Tak adakah yang selain kamu

Berlutut kamu meminta maaf dan mengucapkan terima kasih karena kesabaranku menunggu dan memahamimu
What????
Apppaa?
Aku sabar menunggu dan memahamimu??
Aku sabar akan ujian yang Allah berikan lewat kamu
Aku mencoba memahami dan mengambil hikmahnya dari perpisahan kemarin
Thats true.

So jangan ke GR-an.
Soal maaf,, saat itu aku tak pernah berfikir tentang kesalahanmu
Kondisi yang harus kita lewati itu bagian dari rencana Tuhan
Yang tak mungkin bisa aku pungkiri
Aku hanya belajar bersyukur, bersabar, berusaha, berdoa dan ikhtiar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar