Selasa, 29 November 2016

Bukan; Awan maupun Syfa

Awan, tak lelahkah kamu menjaga Syfa
Tak bosankah kamu menghadapi perangainya
Menyerahlah untuk mendapatkan kepercayaan darinya

Syfa hanya meyakini dirinya sendiri
Berulang kali aku bercerita dan berbagi rahasiaku kepadanya
Syfa tidak juga mempercayaiku
Hah, Syfa itu memang tidak biasa
Pesonanya tiada dua
Beruntung kalau kamu bisa memilikinya
Dan bersyukur kamu kalau tidak ditakdirkan berjumpa denganya

Seribu doamu
Sejuta pintamu
Semilyar usahamu
Hanya Allah yang dapat memberi kepastian dari ketidak pastian ini
Allah lah Sang Pemilik Takdir
Kamu dan Syfa ada pada genggamannya

Aku tahu kamu selalu berdoa untuk dijodohkan dengan Syfa
Kamu meminta untuk diberikan kesempatan kedua agar dapat bertemu dengan Syfa dan memulai lembaran cerita tentang kebersamaan kalian berdua
Aku mengerti usahamu sudah sampai mati akan tetapi Syfa belum juga menghargaimu

Syfa itu terlalu keras kepala
Sekarang ia sudah keras hati juga sepertinya
Syfa benar-benar sudah mati rasa

Kamu tahu sendiri kan, Awan
Sudah 11 tahun berlalu Syfa tetap seorang diri
Ia masih mencoba berdamai dengan dirinya sendiri

Aku rasa semua pengalihan perhatiannya sia-sia
Percuma ia sekolah tinggi dan jauh untuk menghindarimu
Karena masih ada kamu yang bertahta di hatinya

Sejauh apapun kalian terpisahkan
Selama apapun kalian berjarak
Sekuat apapun Syfa menghempaskanmu
Hati Syfa masih milikmu, Awan

Aku tahu itu!
Meski di mata Syfa tak ku temukan lagi bayangmu
Hatinya Syfa masih tertuju padamu

Sering kali pandangannya kosong
Seakan Syfa menantapku dan mendengarkan apa yang aku bicarakan
Di dalam hitam bola matanya, aku liat kehampaan melekat di sana

Sering kali aku memancingnya untuk bercerita
Syfa seperti bersusah payah menyembunyikan kisahmu
Di waktu yang tak aku sangka
Syfa sering bergumam tentang memorinya bersamamu

Aku tak bisa berterus terang kepada Syfa
Apabila ia masih menunggu kesempatan untuk hidup bersamamu lagi, Awan

Aku tak sanggup mengatakan kondisi Syfa yang sebenarnya, bahwa ia masih hancur porak poranda setelah badai perpisahan itu 11 tahun berlalu

Syfa masih belum bisa berdamai dengan dirinya sendiri, Awan

Parahnya, Syfa kini mengunci pintu hatinya rapat-rapat

Ia selama ini memang pandai menyembunyikan kesedihannya, kekecewaannya, dan kebenciannya
Syfa membangun kesombongan dirinya atas kepergianmu

Ia selama ini memang cerdas dalam bermain peran kehidupan, seolah ia baik-baik saja dan dapat berdiri tanpamu
Syfa terlihat tangguh dan tegar dari luar

Memang benar Syfa secara fisik telihat baik dan ia memiliki prestasi serta pengalaman yang segudang atas eksistensi dirinya selama ini

Tanpa kamu, Syfa juga sama seperti bunga-bunga di tanaman yang tetap bisa mekar dengan indahnya dan menyerbakkan wanginya

Tanpa kamu, Syfa dapat berdiri tegak seolah dia yang paling kuat

Tapi lihatlah kini, Awan
Syfa, tersungkur tidak berdaya
Ia benar-benar mati rasa
Ia tidak mengerti untuk apa semua ini ia perjuangkan
Ia tidak dapat memahami demi apa semua ini dengan mudahnya bisa ia lalui
Ia tidak menyadari sudah berjalan sejauh yang ia bisa untuk menghindari kenyataan bahwa kamu telah meninggalkannya pergi

Owh, Syfaku yang malang
Tak seorang pun tahu apa yang ada dalam hati dan piiranmu
Awan juga tak dapat memahamimu
Demi apa pun itu bertahanlah, Syfa
ALLAH masih memberikanmu kesempatan untuk hidup
Berarti kamu masih memiliki peranmu dalam kehidupan ini
Berarti kamu harus terus memacu dirimu untuk memperbaiki diri dari waktu ke waktu

Enyahkanlah soal Awan
Atau biarkanlah bayangnya mengikuti langkahmu
Nanti kalau dia capek juga ia akan pergi
Pergi dari lahir dan batinmu
Toh kamu hanya akan tetap sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar