Sepuluh tahun aku mengenalmu
Cukup tahu aku akan kebiasaanmu
Kamu hidup dengan terburu-buru
Bertidak dahulu, berfikirnya nanti-nanti
Kamu suka berkata TIDAK, padahal sesungguhnya hatimu berkata IYA
Dari semua pria yang ada, kemungkinan terbesarnya hanya aku dan keluargaku yang paling dekat denganmu
Kamu bilang BENCI padahal hampir mati karena kamu meRINDUkanku seorang diri
Aku selalu mengikuti alur berfikirmu
Aku bisa memahami semua sikap dan tindakkanmu terhadapku
Tanpa perlu bibirmu berucap
Aku sudah memahami apa yang ada dalam batinmu
Sayangnya, kamu mengingkari kata batinmu sendiri
Sampai tidak bisa menditeksi apa yang batinku ucapkan tentang kamu
Perdebatan batin ini tidak ada yang tahu
Bahkan diri kita sendiri
Kini kita tidak memiliki waktu untuk bersama lagi
Bahkan untuk sekedar menjalin komunikasi kita tidak mampu
Bukan karena tidak punya pulsa dan tidak ada jaringan komunikasi
Tapi karena ego kita sendiri
Jujur dari awal aku tetap tidak ingin mengalah
Aku memang memilih diam dan menghilang untuk sementara waktu
Karena aku melihatmu sangat menikmati harimu tanpa aku
Tapi kenyataannya kini berbeda
Aku sungguh tak tega melihatmu menderita
Meskipun tidak sepenuhnya karena aku
Aku juga masih mencoba bertahan
Mempertahankan kehidupanku yang sekarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar