Jumat, 24 April 2020

Kamu pun berlalu

Wih, dalem banget sakitnya
Sudah lama kita tidak berjumpa
Sekali tatap mata kamu langsung buang mata
Beginikah caramu menyapa?

Kemudian aku cari celah agar dapat satu ruang diskusi
Kamu semakin terlihat tidak nyaman
Berkali-kali mencoba keluar dari diskusi

Aku beranikan diri untuk gentleman menghadapimu
Menanyakan langsung alesan kenapa kamu menghindar
Matamu menatap jauh kedalam mataku
Seakan ingin meyakinkan sesuatu

Katamu: Mungkin kamu lupa, kamu yang meninggalkan aku dan menyuruhku mencari jalanku sendiri. Sekarang aku ada dijalanku sendiri, tanpa kamu. Jadi kalau aku lihat kamu, ya aku harus cari jalanku yang tidak ada kamunya lah. Titik.
Kamu pun berlalu

Emosimu masih tidak stabil,
Kamu hanya berusaha terlihat baik-baik saja
Tapi kamu yang terluka semakin tersiksa
Aku yakin kamu rindu pelukku
Hanya aku yang mampu tenangkan hatimu

Aku biarkan hari berganti
Beruntungku bertemu kamu lagi
Aku hampiri dan sapa dirimu dari awal lagi
Anggaplah aku versi baru, orang lain untukmu
Kamu tuangkan air dari gelasmu diatas kepalaku
Katamu: Mohon maaf apakah anda sudah gila. Silahkan konsumsi obat rutinmu tepat waktu.
Kamu pun berlalu

Maaf aku terpancing emosi
Harga diriku jatuh kamu perlakukan sepeti itu didepan umum
Aku kejar kamu, aku tanya apa salah ku?
Kalau pun ada urusan masa lalu yang menyakitimu, sudah maafkan lah aku. Bisa kah kita mulai dari awal lagi.

Gak kuat aku melihat matamu berlinangan air mata
Luka apa yang tak sengaja aku buat sampai kamu sepertinya benar-benar tersiksa
Maafkan maafkanlah
Jangan menyiksa dirimu lebih dalam lagi

Kamu buka mulut berlahan seakan ingin berucap
Tapi patah dan terbata serta tak ada suaranya
Apa kamu sedang bergumam
Kamu tampar aku dan berlari sekencang-kencang yang kamu mampu

Lelah aku mengejarmu
Dah diujung jalan itu, kamu nyaris terserempet mobil
Karena lari tanpa tujuan
Beruntungku mampu lompat jarak jauh, sehingga tubuhku lebih dahulu bertersambar mobil itu
Aku tak sadarkan diri sepenuhnya memang
Tapi aku yakin aku lihat dan rasakan sendiri, kamu khawatirkan aku

Keluar dari RS aku butuh beberapa hari istirahat dirumah
Aku terima bingkisan buah darimu dengan sepucuk surat

"Saya sedang dan selalu mencoba memaafkan masa lalu. Berbaikan dengannya. Tapi tidak dengan menerima kehadiran sosok Anda lagi dalam perjalanan hidup saya. Selagi saya bisa dan dapat menghindar saya akan melakukannya. Mohon jangan pernah hiraukan saya lagi. Semenjak hari itu, saya dan anda adalah orang asing"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar