Kenapa?
Aku berhasil membuatmu tersenyum bahagia
Aku berhasil membuatmu berbicara dan mendamba
Aku berhasil membuatmu luluh dengan semuanya
Sering kali kamu memikirkan setiap ucapku, padahal aku tak memikirkannya dengan baik
Kamu memang kamu, yang selalu sibuk dengan segala perhitunganmu itu
Kamu bahagia karena aku bisa mencairkan kebekuanmu waktu itu
Kamu bersyukur bisa bertemu denganku, yang seakan membangkitkanmu dan mewarnai hidupmu lagi
Kamu sudah mempertimbangkannya baik-baik
Sebaik kamu pergi tanpa permisi
Sebaik kamu menghilang tanpa meninggalkan arang
Sebaik kamu bersandiwara seakan tak memahami semuannya
Sebaik-baiknya kamu menyimpan rahasia hidupmu
Membuatku mengambil keputusan,, bahwa mulai detik itu aku harus lebih menggunakan hati dan otak ku dengan baik
Sejak saat itu aku memiliki banyak pertimbangan yang sibuk aku pikirkan sendiri
Tak pernah aku membaginya dengan segelintir manusia pun
Bahkan orangtua, adik, saudara dan sahabatku
Cukup, cukup bagiku Tuhan Yang Maha Mengetahui segalanya
Aku tak pernah menyalahkan pilihanku waktu itu
Bila waktu itu aku memilih membuatmu bahagia, hal tersebut tulus loh, aku lakukan begitu saja
Bila waktu itu aku ada salah, mohon maaf lahir dan batin ya
Jumat, 30 Oktober 2015
Tak Kamu Sangka
Kamu Yang Memulainya
Hari itu, tepat di depan mataku
Kamu nyata membuktikan ketidak perdulianmu kepadaku
Seperti kamu ingin membuktikan, apabila aku sudah tidak ada kaitannya dengan hidupmu
Aku bukan prioritasmu
Aku tidak penting dan ada artinya lagi untukmu
Hari itu, dia sudah seperti tas jinjingmu saja
Kemana kamu melangkah dia selalu mengikuti langkamu
Dia yang kamu carikan?
Dia yang patuh pada perintahmu
Bahkan saat kita duduk berhadapan
Kamu bisa dengan tenang bermestraan dengannya
Aku cukup ambil hikmahnya, memang aku tak bisa untuk seperti dia
Siapa kamu yang dengan mudah ingin dihormati, disayangi, dan dipahami
Sejauh apa kita bisa saling membatasi ruang gerak yang kita miliki
Aku terlalu biasa hidup mandiri
Aku sulit menjadi wanita yang tak tahu diri
Sekirannya aku tidak sopan, menamparmu dihadapannya
Bukan karena aku cemburu melihatmu dengannya
Anggap saja itu bentuk protesku atas caramu memperlakukan perempuan
Dan aku terima perlakuannya, yang menyiram wajahku dengan air
Dia sungguh mencintaimu
Dia membelamu di depan umum, lepas dari benar dan salahmu
Mungkin kalian pasangan yang serasi
Untung air itu nendinginkan hati
Aku tinggalkan kalian pergi
Malamnya kamu datang menghampiriku
Mempertanyakan semua sikapku
Apa aku tak terima dengan semua perlakuanmu
Apa aku tetap ingin selalu menjadi sang juara
Kenapa aku terlalu manja
Kamu bukan siapa-siapaku lagi sekarang
Itu kenyataannya
Karena kamu bergerak diluar batasku
Aku bisa melampiaskan kemarahanku
Agar kamu mengerti aku tak pernah bermaksud menabuh genderang perang ini
Perang dingin yang kamu cipta...
Bahagianya Aku Menjadi Pendampingmu
Syfa yang manja
Syfa yang banyak bercerita
Syfa yang pandai membangun suasana
Syfa yang selalu ceria
Syfa semakin dewasa
Kini Syfa lebih mandiri, akan tetapi tetap selalu peduli
Peduli dengan semua kondisi yang ia temui
Syfa tak bisa untuk tidak pernah peduli
Dalam hatinya sangat sakit dan terrekam dalam pikirnya apabila ia tidak sanggup menolong sesamanya
Syfa andai waktu mempertemukan kita
Andai aku bisa mendekapmu erat, tumpahkanlah segala lara yang terpendam
Berkeluh kesahlah dalam pelukkanku
Akan ku tambahkan energimu
Damailah hidup bersamaku
Betapa bahagianya aku, dapat menjadi pendampingmu
Aku dan Kamu, Sama
Dari dulu aku telah menjadi penonton
Aku mengamati setiap proses dari sejarah kehidupan berjalan
Aku memang tak paham bagaimana perasaan yang seutuhnya
Aku juga ingin mengalami setiap fase pertumbuhan manusia
Bukannya kini aku telah dewasa
Kenapa sedikit percaya
Kenapa sedikit bicara
Kenapa sedikit saja aku belum menyicipinya
Terlalu banyakkah yang telah ku perbuat
Terlalu besarkah semua dampak yang aku timbulkan
Terlalu aku dalam kesendirian
Aku diam atau bicara akan kamu nilai sama saja
Menjauhlah dan pergilah seperti yang pernah kamu lakukan
Aku juga manusia biasa yang punya garis batas
Sering kali kamu bertindak sesuka hati
Tidak kah kamu mengerti betapa sakitnya di sini
Kepergianku pun kamu persalahkan
Padahal aku hanya pergi untuk sebentar saja
Cukup sudah 5tahun aku di sini
Aku sedari dulu tak pernah inginkan ini
Bukan bermaksud mengungkit, kamu kok
Bisakah kita melihat dari dua perspektif
Aku dan kamu memiliki cara berfikir yang tak sama
Kamu bertindak dengan logis
Dan aku lebih menggunakan perasaan
Aku tak suka segala bentuk kekerasan
Bahkan kita bersama pun bukan karena paksaan
Bisakah kita terus bergandengan tangan
Bahu membahu membangun jalan
Seehingga kita bisa mewujudkan impian
Love you forever
Bertengkar Lagi
Dan pertengkaran itu terjadi lagi
Dengan kasar kamu membentakku lagi
"Pengecut hatimu! Mana ada hati yang jalannya normal aja. Ini kehidupan pasti ada naik ada turunnya!! Kenapa hatimu begitu takut untuk merasakan perih dan sakit? Kenapa hatimu sangat takut menjadi patah? Toh hatimu belum sampai hancur berkeping-keping!!!"
Walaupun aku pecicilan dan mandiri
Aku juga butuh kelembutan dan kehangatan diri
Aku ingin merasa tenang dan damai
Seperti merasakan sebuah perlindungan
Tapi kini kamu telah jauh berberbeda, bukan maksudku membandingkan
"Mengapa sulit bagimu untuk terima kenyataan! Aku dan kamu sudah tidak memiliki hubungan!! Jadi lupakan saja semua kata-kata manisku kemarin!!!"
Kenyataan ini memang sulit untukku terima. Bukan berarti aku kacang yang lupa kulitnya. Ya, aku masih ingat jelas semua kata dan janji manismu. Aku tak bermaksud menagihnya!
"Apa kenyataan ini begitu pahit dan menyakitkan!!! Tapi inilah faktanya! Jangan merengek seperti anak manja lagi. Kamu bukan siapa-siapaku sekarang. Aku sudah lupa semua masa kebersamaan kita. Jadi lupakan saja semua!!!!!"
Ya, kenyataan ini begitu pahit dan rumit. Sedikit sulit untuk aku jalani. But now, sekarang semuanya terasa mudah. Terima kasih telah meninggalkan luka yang membekas. Yang membuatku mati-matian menyembuhkannya!
"Sebegitu bersalahkah aku? Sampai terlanjur banyak orang mengutukki diriku? Sehina itukah aku? Sampai keluargaku sendiri membenciku. Seolah-olah kamu murni sebagai korban! Tak ada orang yang menggubris kesaksianku."
Aku tak menyalahkanmu! Aku juga tidak pernah bermaksud menyakitimu. Apabila dahulu kita salah paham. Mengapa kita tidak saling memaafkan. Saat itu dan detik ini juga sama, aku memaafkan sikapmu yang keras ini. Jangan bilang kamu tak berbuat kesalahan! Kamu membentakku di depan umum, dan memposisikanku sebagai orang yang paling kejam, pernah menyakitimu.
"Percuma kita meluruskan suatu kejadian. Pasti kamu akan membuat alasan dengan kejadian yang lain. Kamu memang pandai bersilat lidah. APA kamu bilang?? Sebuah kesalah pahaman!!!"
Belum cukupkah kamu menorehkan bekas luka untukku? Belum puaskah kamu mempermalukan aku? Belum selesaikah semua permainan yang kamu tujukan kepadaku. Kesabaranku ada batasnya! Tapi aku memilih untuk tidak melukaimu. Melukai hati dan fisikmu. Karena kamu pasti lebih memahami aku.
Aku melambaikan bendera putih, jauh sebelum genderang perang kamu tabuh.
Tapi kamu terus menyerangku, bahkan sampai hari ini.
Tak bisakah kamu memaafkan aku?
Kita harus hidup damai bagaimana pun itu
Cara Tuhan memisahkan jarak dan waktu diantara kita
Inilah yang teradil!
Segera lepaskan segalanya
Membangun diri lebih baik lagi
Bersyukur Sempat Dikasih Pinjam
Terima kasih Tuhan pernah meminjamkannya untukku
Sesaat yang penuh arti
Sekali dalam hidupku
Kenanganku bersamanya
Tak akan mudah terlupakan
Pengalaman pertama aku mendamba
Seorang diri mencintanya
Dia yang rupawan
Baik hati dan juga setia kawan
Dia seperti cendikiawan
Bijaksana dan juga negarawan
Dia yang ternyata bangsawan
Rendah hati dan juga dermawan
Di hati dan pikiranku hanya ada ketulusan cinta untuknya
Namun dia tidak merasakan yang sama
Bahkan dia pergi sebelum tiba waktunya
Tanpa meninggalkan pertanda
Aku sempat kecewa
Sendiri aku rasakan nelangsa
Aku sedih dan terluka
Bukan karenanya
Tapi karena aku yang tak menghargainya
Andai waktu dapatku putar kembali
Andai jarak dapatku persatukan lagi
Bisakah kita bersama lagi
Dapatkah kita bersatu kembali
Jujur aku merindukanmu
Merindukan semua yang ada apamu
Ridho'i HambaMu ini, Ya Allah SWT
Ya Allah, baguskanlah untukku agamaku yang jadi pangkal urusanku, baguskan pula duniaku yang menjadi tempat penghidupanku, dan baguskanlah akhiratku yang padanya tempat kembaliku nanti. Jadikanlah hidup ini menjadi bekal&tambahan bagiku dalam segala kebaikan, serta jadikanlah matiku kelak sebagai pelepas segala keburukan bagiku.
Ya Allah, aku berlindung padaMu dari kemurungan&kesusahan, aku berlindung padaMu dari kemalasan dan aku berlindung padaMu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung padaMu dari tekanan utang dan paksaan orang lain.
Ya Allah, aku mohonkan padaMu jiwa yang tenang tenteram, yang percaya pada pertemuan denganMu dan ridha atas keputusanMu serta merasa cukup puas dengan pemberianmMu.
Yes, Aku Berpaling!
Ya, saat ini aku coba untuk meninggalkanmu
Berpaling dari sisimu
Menghindari semua jalur yang dilewati kamu
Menjauhi semua akses yang berpotensi mempertemukanku denganmu
Kamu gak salah
Hanya aku yang sudah kelewat lelah
Berdiri di sampingmu tanpa kata sepatah
Bukan ku tak bisa berbicara
Tapi kamu yang diam membisu seperti patung
Hanya sesekali memberiku isyarat
Aku tak paham hubungan seperti apa ini
Oleh karenannya aku lebih memilih untuk pergi
Aku tak merasa kehadiranku dihargai
Aku bagaikan sosok tak penting di sini
Aku ada maupun tak ada tiada yang berbeda
Aku tak pernah kamu perdulikan
Jadi sudah sewajarnya aku berpaling
Mungkin aku kelewat bungah
Dan keseringan serakah
Aku tak kuasa menahan lelah
Maaf kali ini aku yang pergi tanpa permisi
Terima kasih telah memberikan kesempatan untuk bergabung ya!
Roda Masih Berputar
Roda kehidupan terus bergulir
Ada waktu kamu merasakan semilir angin di atas sana
Melihat indahnya pemandangan yang membentang luas dan menikmati sejuknya udara di ketinggian
Lalu ada waktunya juga kamu merasakan asem dan pahitnya berada di dasar ini
Mengalami tekanan dari berbagai sisi dan melihat dunia lebih dekat lagi
Kekuatan iman, ilmu, dan taqwamu selalu diuji
Agar kamu bisa naik ketingkat yang lebih tinggi
Agar kamu dapat menghadapi suatu kondisi yang lebih dari ini
Agar kamu
Tenang, selama masih bernafas
Masih ada banyak hal yang harus diusahakan
Mampukan diri semaksimal mungkin
Warnai duniamu dengan bijaksana
Not "bye-bye"
It's the most beautiful memory.
Why did you lie to me back then?
Did you know i've been waiting for you at the same place every years
When I See You Again
Fisik kita jauh lebih dewasa
Lingkungan kita sudah semakin luas membentang
Kamu dan aku semakin terlihat matang
Selalu semangat menikmati tantangan
Aku takjub dengan perlindungan Tuhan yang menjagamu begitu baik
Aku bersyukur Tuhan pernah mempertemukanku denganmu
Aku selalu berdoa agar Tuhan bersedia menyatukan kita
Bukankah cerita pertemuan kita menorehkan sejarah
Menjadi kenangan untuk pertama kalinya
Setiap momen terasa indah
Terlalu berharga untuk dikubur begitu saja
Waktu itu, aku berbohong padamu
Tentang rasa yang bergejolak di dalam hatiku
Dahulu, aku coba tutupi semua rasa
Sekuat tenaga aku menahan cinta
Sampai aku sendiri yang terluka
Menunggumu untuk waktu yang lama
Menantimu selalu ditempat yang sama
Aku berharap ada waktunya kita dipertemukan bersama
Not "bye-bye", it's "just see you again!"
Semoga Pengharapan Kita Segera Terwujud
Jangan terlalu memaksakan diri
Tolong jaga kesehatanmu sendiri
Aku khawatir melihatmu seperti ini
Kamu terlalu banyak memporsir diri
Istirahatmu sedikit sekali
Makanmu tak pernah kujumpai
Kamu ini manusia bukan benda mati
Kamu butuh nutrisi dan juga energi
Kalau kamu terus begini mana bisa aku sampai hati
Meninggalkanmu seorang diri
Melihat upayamu bekerja keras
Berusaha sana ke sini
Tak kenal waktu istirahat dan apalagi makan
Membuatku semakin kasihan
Aku tak tega untuk pergi
Aku selalu ingin di sisimu
Mengatur jam istirahat dan asupan energimu dengan baik
Aku berharap menjadi bagian tak terpisahkan darimu
Saat ini, kamu terbaring lemas
Aku datang ingin menghapus semua cemas
Dengan selang infus ditanganmu
Kamu coba untuk mengenggam tanganku
Meyakinkan diriku, apabila kamu baik-baik saja
Bagaimana aku bisa terima pernyataanmu
Ini tak sesuai dengan yang terlihat
Kamu sedang lemah
Aku tahu kamu lelah
Kamu selalu berusaha
Bekerja dengan luar biasa
Kamu ingin mewujudkan masa depan kita
Bagaimana aku bisa diam saja, melihatmu seorang diri menderita
Biarkan aku menjadi bagianmu
Bersama kita sambut masa depan itu
Hari akan sempurna bila kita bersama
Bersatu dalam do'a dan juga nyata
Bahagia diakhirat kelak dan di dunia juga
Hi, Syfa yang usianya 33 tahun
Surat pribadi untuk diriku sendiri 10 Tahun kemudian (usia 33)
Assalammuallaikum, Bu Syfa
Hi, diriku sendiri di 10 tahun yang akan datang!
Apa kabarmu?
Masihkah kamu masih diberikan keberkahan usia oleh Allah SWT?
Alhamdulillahhirobbilallamin, apabila Allah SWT masih memberikan usia yang berkah untukmu
Semoga Allah SWT pelihara selalu semua ilmu, amal dan takwamu
Semoga kamu semakin layak untuk mejadi kandidat pengguni SurgaNya
Semoga Allah SWT membimbingmu menjadi pribadi yang semakin sholehah
Berkah cantik jiwa dan ragamu
Owh iya????
Semoga Allah SWT sudah mempertemukanmu dengan jodohmu
Jodoh yang sudah tertuliskan untukmu
Semoga Allah SWT menjabah do'a-do'amu tentang jodoh yang sholeh, tampan jiwa raga, dan diberkahi rezeki yang berkecukupan untuk memenuhi semua kebutuhanmu, dia, dan keluarga besar kalian serta pihak lain (Panti Asuhan, Yatim Piatu, Masjid, dan Janda)
Semoga Allah SWT cukupkan bagimu dan baginya, masing-masing diri kalian untuk hidup berdapingan dan membina keluarga sakinah mawadda warohma
Apakah Allah SWT telah menitipkan amanah kehidupan untukmu
Seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki sebagaimana kamu impikan
Apabila sudah, bagaimana kabar mereka?
Aku rindu kehadiran mereka, jauh sebelum mengetahui siapa Bapak dari darah dagingku kelak
Aku sering memegangi bagian kandunganku, mengelusnya lembut sambil berdo'a semoga mereka kelak hidup menjadi anak yang sholeh dan sholehah, diberikan kesehatan lahir batin, diberikan kemurahah rezeki, dan dimudahkan segala urusannya oleh Allah SWT
Wahai diriku sendiri, selain semua rezeki di atas yang membuatmu semakin sempurna hidup di dunia Allah SWT
Aku mau tanya, bagaimana kabar ibu dan bapakmu?
Mereka sehat wal afiat kan, dan semoga masih dalam perlindungan Allah SWT
Tolong sampaikan permintaan maafku pada ibu dan bapak
Karena sampai detik ini di usiaku yang ke 23tahun, aku belum dapat membahagiakan mereka
Aku belum bisa mewujudkan semua pengharapan mereka kepadaku
Semoga Allah SWT memperkenankan aku di usiaku menginjak 33tahun, aku sudah menunaikan dan menyempurnakan ibadah kedua orangtuaku di tanah suci
Semoga mereka sudah menjadi haji dan hajah yang mabrur
Yang selalu bahagia sepanjang harinya dikelilingi oleh orang-orang tersayangnya
Dan teruntuk, adik-adikku tersayang
Gina dan Putra
Semoga Allah SWT memberikan usia yang berkah untuk kalian berdua
Semoga Allah SWT memelihara iman dan takwa kalian berdua
Semoga Gina sudah bertemu juga dengan jodoh dari Allah SWT
Semoga Gina juga sudah dititipkan amanah anak-anak yang sholeh dan sholehah
Semoga Putra pendidikannya lancar, dan karirnya juga sukses
Ya Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, hamba ucapkan syukur Alhamdulillahhirobbilallamin atas segala bentuk rahmat dan hidayahMu serta rezeki yang telah Engkau curahkan kepada kami, sehingga kami dapat usia yang berkah, sehat wal alfiat, pendidikan yang baik, ilmu yang luas, amal yang sholeh, dan memelihara ketakwaan kami hanya kepadaMu. Duhai Dzat Yang Maha Adil Lagi Maha Bijaksana sekiranya Engaku berkenan meridhoi, mempermudah dan memperlancar jalannya urusan kami pada hari ini, sehingga kami layak menerima berkatMu. AMIN Ya Robbalallamin.
Candamu Tak Lucu Lagi
Yang aku tahu, bercandamu tak semenakutkan ini
Yang aku ingat, tertawamu tak semengerikan ini
Aku takut dan khawatir melihatmu seperti ini
Dapatkah kamu jujur padaku
Ada apa sebenernya ini
Bagaimana aku bisa baik-baik saja
Kondisimu saat ini membuatku resah
Aku mengerti kamu telah lelah
Tak mengapa beristirahatlah saja
Ada air mata yang mengalir membasahi wajahmu
Rautmu juga tak cerah lagi
Terlihat jelas gurat kecemasan yang kamu coba tutupi dariku
Aku akan berusaha memahamimu, tapi tolong berikan aku penjelasannya
Jangan bersedih seorang diri, selama aku di sisimu
Jangan memendam perihmu sendiri, berbagilah kisah denganku
Kamu bebas menceritakan apapun itu padaku
Sebagaimana aku tak berhenti berkisah untukmu
Katamu aku tak perlu khawatir
Katamu aku tak perlu gelisah
Kamu terbiasa menjalaninya sendiri
Kamu tak ingin merepotkanku
Kamu tidak bermaksud menyakitiku
Dan aku tak boleh terluka
Tubuhmu semakin bergetar
Tanganmu menggenggamku erat
Seakan semua ini terasa berat
Tak bisakah kamu mendekapku dan melepaskan semua bebanmu
Aku semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi
Ku dekap tubuhmu erat
Aku tularkan energi positifku untukmu
Hanya itu yang dapatku lakukan untukmu saat ini
Semoga kamu lebih merasa nyaman
Senin, 26 Oktober 2015
When I See You Again
When I See You Again
Hi, Syfa
Aku kembali memasuki kehidupanmu
Diam-diam dan sedikit demi sedikit aku menjadi semakin dekat denganmu
Aku heran, kenapa kamu tak juga sadar?
Syfa, ini aku Awan
Kamu menganggapku seperti orang yang baru kenal
Memperlakukanku seperti teman barumu
Memang aku begitu berbedakah?
Apa wajahku telah berubah?
Sampai Syfa tak menyadariku
Aku biarkan Syfa dengan prasangkanya sendiri
Menilai aku dengan pandangan yang baru
Dia bilang aku orang kesekian yang mengaguminya
Saatku tanya apa pernah ia mengagumi seseorang?
Iya katanya
Siapa?
Teman kecilku
Dimana orangnya?
Di dunianya yang penuh dengan kebahagian
Apa dia sudah meninggal dunia, sehingga ia bahagia?
Bukan!!! aku tak tahu dia dimana. Tapi aku yakin dia hidup dalam suasana penuh cinta nan bahagia.
Sungguh Syfa tak menyadari keberadaanku
Rasanya ingin mengungkapkan jati diriku
Siapa aku yang sebenarnya
Tapi aku belum merasa ini waktunya
Syfa selalu dan tetap seperti ini
Dia selalu bahagia dengan dunianya sendiri
Dia dan keceriannya ada di jalan yang diyakininnya
Aku tak mau mengganggu ketenangan hidupnya
Dia terlihat nyaman dalam kondisi ini
Tapi aku ingin tahu responnya tentang aku
Aku ingin tahu pendapatnya tentang teman kecilnya ini
Aku ingin mendengar celotehnya yang terdengar merdu di telinga ini
Syfa, I love you
Aku dengar kesaksian dari banyak orang disekitarmu
Kalau kamu menantiku
Kalau kamu menghabiskan separuh hidupmu untuk menungguku
Kamu mengalihkan waktu dan jarak kita dengan berbagi kepada sesama
Kamu sering sharing dan memotivasi mereka seakan-akan hidupmu paling ceria
Dalam hatimu pasti terluka
Dalah hatimu pasti begitu kesakitan
Menyedihkan juga melihatmu membahagiakan orang banyak dengan luka yang begitu menganga di hatimu
Salutku, selalu untukmu
Kekasih hatiku
.
Aku Paham Bener, bagaimana rasanya
Cukup aku yang tau, bagaimana rasanya menunggu
10 tahun aku telah menanti, dan memberi waktu untukmu kembali
Tapi tidak pernah muncul sedikitpun kabar darimu
Apa lagi melihat batang hidungmu
Wujud nyatamu saat ini, seperti apa?
Aku tak tahu!
Cukup aku menyesuaikan diri dengan kondisi
Cukup aku mendamaikan hati dengan keadaan ini
Cukup aku berserah diri pada Illahi Robbi
Dan memanjatkan permohonan padanya
Aku yakin ini waktunya
Aku pergi dari ruang dan waktu yang tak lagi berfungsi
Aku ingin memberdayakan diri
Membuat kehadiranku lebih terasa dan bermanfaat
Bukan seperti mati suri
Aku lelah menanti
Telah lama kamu meninggalkan sejarah ini
Telah jauh kamu melangkah kaki
Telah hilang kamu dari memori
Kamu memang tidak kembali
Dan kamu tidak tepati janji
Mengapa harus aku yang sendiri
Mengingat dan memegang janji
Mengapa hanya aku yang berdiri
Menantimu sampai sejauh ini
Mengapa aku bertindak seperti ini
Merindu dan mencinta seorang diri
Mengapa harus aku yang merana karena pertemuan kita
Mengapa aku bisa bersikap biasa saja
Mengapa aku selalu memaafkan detik waktu dan jarak terus berjalan diantara kita
Bisakah aku berhenti dititik ini
Bisakah aku menanggalkan memori
Bisakan aku merasakan cinta yang sebenarnya
Dimana ada dua manusia, wanita dan pria, yang saling mencintai, melindungi dan menyayangi satu sama lain sepanjang hidupnya
Aku ingin hidup normal seperti wanita seusiaku pada umumnya
Menikah, bahagia bersama keluarga barunya, memiliki keturunan yang soleh dan solehah, menjaga keharmonisan rumah tangga, mewujudkan kelarga yang sakinah mawadda warrahmah
Amin
Bersamamu atau tidak, biarkan Tuhan yang tunjukkan KuasaNya
Jadilah Hebat dan Kuat
Jangan jadi pengecut
Aku tahu kamu takut
Menahan sakit dengan senyum kecut
Dunia tahu betapa baiknya kamu
Dunia tahu semua tentangmu
Dunia mengerti dan memahamimu
Jangan jatuh dan mati sebelum waktumu
Kamu harus kuat
Buktikan kamu hebat
Kamu bisa sama seperti mereka, bahkan lebih dari sekedar tekad mereka
Rabu, 21 Oktober 2015
Show Me The Way
Show Me The Way
Awan, aku bahagia sekali bisa bertemu mamamu
Mamamu sudah seperti mamaku sendiri
Hangat belaiannya dan halus tutur katanya begitu lembut terrekam dalam ingatanku
Mama masih memperlakukanku seperti dahulu
Seperti tidak pernah terjadi sesuatu diantara kita
Kata mama, aku sudah seperti anaknya sendiri
Wajar bila terkadang suka membuatnya kecewa
Mama bilang dia tidak pernah bisa membenci aku
Mama malah senang, aku kembali lagi dalam kehidupanmu
Mama bercerita banyak tentangmu, Awan
Bagaimana kamu hidup dalam penyesalanmu sendiri
Seperti apa kamu setelah pergi dariku
Kenapa kamu mengutuki dirimu sendiri
Sampai kamu terbiasa hidup seperti zombi
Sosokmu yang dingin dan kaku
Pekerja keras dan juga cerdas
Sangat menghargai waktu dan teliti
Penampilan itu nomer satu untukmu
Membuatmu terbiasa melewati hari seorang diri
Mama nyaris tidak kamu gubris
Apabila mama tidak sakit, kamu tidak akan menemani dan merawatnya
Kamu yang tidak ada, saat mama sehat dan rindu masa makan bersama
Mama sampai tidak berani meminta sedikit waktu darimu, karena mama tahu jawabnya pasti kamu tidak bisa
Tidak seperti hari ini,
Sewaktu aku, kamu, dan mama bersama
Kita bercerita tentang banyak hal, sambil asyik memasak di dalam dapur
Ini masa yang mama rindukan, menjadi seorang ibu
Yang menghangatkan dan juga mencairkan suasana
Rumah terasa seperti rumah yang sebenarnya
Mamamu berjanji akan mengingat hari ini dengan baik
Dengan lirih, mama meminta aku dan Awan kembali bersama
Bersama bersatu untuk selamanya
Namun jangan terlalu dipaksa, apabila memang sudah tak saling cinta
Mama bahagia dan lega, dapat melihat Awan kembali ceria
Mama bangga dan juga terharu, melihatku mampu berdamai dengan kondisi yang ada
Aku dan Awan besar dari sebuah hal sederhana
Aku dan Awan besar setelah diterpa bebagai badai yang pernah ada
Aku dan Awan besar dengan segala perbedaan yang jelas garis batasnya
Aku dan Awan besar untuk mewujudkan mimpi yang pernah dirangkai bersama
Waktu itu Awan pergi dari hidupku
Tak ada tanda, tak ada alasan mengapa dia pergi tanpa permisi
Bertahun-tahun aku menantinya
Menanti sesuatu yang tidak jelas arahnya
Tuhan memberikan aku kekuatan dan kesabaranNya
Hingga hari ini aku dapat bertemu kembali dengannya
Waktu itu aku harus pergi dan berpisah untuk waktu yang tidak aku tahu pasti
Aku fokus hanya pada tujuanku sendiri
Aku tak ingin membebani hati
Aku tak habis pikir apabila menjadi begini
Dalam keyakinanku pada Keagungan Tuhan
Semua dan segalanya akan baik-baik saja dalam penyertaanNya
Begitu juga untukmu, mama dan aku
Tuhan melindungi kita, dan mempertemukan kita dalam kedamaian
Aku bersyukur
Please, show me the way
Apakah kita sudah tiba pada waktuNya
Semoga kita selalu ada dalam lindunganNya
Senin, 19 Oktober 2015
Bunga
Bunga tak mengapa kamu berjuang untuk mendapatkan Awan
Caramu apa bisa sedikit lebih sopan
Aku perempuan dan kamu juga
Kita harus bisa menjaga kehormatan diri
Aku tak sakit hati bila Awan memilihmu
Aku sakit hati bila rekan sesama perempuanku merendahkan diri demi laki-laki
Bunga caramu mendekati, merayu, bahkan sampai memeluk dan mencium Awan di depan umum itu terlalu rendahan
Awan tak meresponmu sama sekalikan
Aneh, mengapa aku yang merasakan sakit dan penghinaan atas sikap Awan terhadapmu
Jangan salahkan Awan, apabila ia terus mengejarku
Jangan juga heran mengapa Airlang tak ingin melepasku
Bunga, kita perempuan
Kita harus jaga kualitas pribadi
Itu yang Awan dan Airlang cari selama ini
Dan kebetulan yang mereka tahu semua itu ada padaku
Bunga, ini belum terlambat
Perbaikilah dirimu ya cantik
Ingat tubuh kita tidak selamanya muda
Tak selamanya juga kita harus dibutakan cinta
SYFA
Syfa
Gadis remaja yang selalu riang dan gembira
Hari-harimu selalu ceria, sesempurna itukah kehidupanmu
Cukup melihatmu saja, aku merasa bahagia
Ada sesuatu di dirimu yang mampu sempurnakan hariku
Syfa
Mengetahui tak dapat berjumpa denganmu lagi membuat hatiku sakit memikirkannya
Menyadari waktu yang terbatas untuk dapat melihatmu membuatku ragu
Aku tak habis pikir untuk hidup sekali saja tanpa melihatmu
Sepertinya aku kecanduan kamu
Syfa
Sungguh berat aku mengawali hari tanpa kamu
Selalu ku kuatkan tekad untuk melihatmu lagi suatu saat nanti
Ada kewajiban yang harus aku tunaikan sebagai anak dan cucu pengusaha ini
Aku didik untuk tidak egois dan juga pesimis
Aku terbiasa hidup dalam dingin dan sepi
Syfa
Aku memang sengaja tak mengucapkan selamat tinggal
Karena aku tak pernah berniat meninggalkanmu
Aku juga sengaja tak memberimu kabar
Agar kamu tidak menungguku
Aku tidak ingin memberikan harapan semu
Aku hanya ingin membuktikan padamu
Syfa
Cukup aku dan Tuhan yang tahu
Betapa sakitnya menahan rindu
Sering aku hampir sekarat merindukanmu, tapi perjumpaan denganmu menjadikannya motivasi
Aku harus berhasil, berdamai dengan semua kondisi
Agar aku segera dapat melihatmu setiap hari
Syfa
Tak sadarkah kamu atas kehadiranku
Tak ingatkah kamu akan rupaku
Tak melihatkan kamu akan keberadaanku
Aku berdiri di sampingmu
Mengamatimu dengan cermat
Kamu banyak berubah
Kamu tumbuh dengan baik
Syfa
Izinkan aku sampaikan permintaan hati
Sudikah kamu menjadi istriku, mendampingi hidupku dalam suka maupun duka, menjadi anak dari ibu bapakku, menjadi saudara dari saudara-saudaraku, menjadi ibu dari anak-anak kita kelak, bersama kita membina keluarga yang sakinah mawadda warohmah
Belajar Mengerti
Aku tak mengerti apa yang ada di dalam hati
Apalagi itu hatimu, hatiku sendiri saja sering tak ku pahami
Sering kali kita salah mengerti, padahal yang kita lakukan adalah niat baik
Ketulusan yang disalah artikan
Pengertian yang tak pernah dianggap keberadaanya
Kesabaran yang ada batasnya
Kesal dengan diri sendiri
Kesal yang tak bisa dihindari
Kesal karena keterbatasan diri
Aku lebih memilih berdamai
Berdamai dengan hatiku sendiri
Orang semakin yakin aku pribadi yang egois
Tapi aku tak perduli
Aku peduli ketenangan diri
Berdamai dengan keadaan dan menentramkan hati
Aku nyaman dengan hidupku begini
Aku besyukur dengan semua yang melekat padaku
Aku ingin mengasah kepedulianku
Aku ingin hidup saling mengerti dan memahami
Hidup dengan toleransi yang tinggi
Bukan dengan ketegangan tiada mati
Kamu dan Aku
Hi, tampan
Bukannya dahulu kamu yang bilang aku terlalu arogant
Aku yang terlalu manja dan hanya mementingkan urusan pribadiku sendiri
Aku yang tak perduli dengan tulusnya perhatian dan cinta yang kamu beri
Kamu bilang aku selalu ingin menang sendiri
Semua anggota keluargamu adalah milikku pasti
Sesuka hati aku mempermainkanmu, hingga akhirnya kamu merasa benci
Benci yang aku pikir adalah normal terjadi
Benci yang ternyata terlalu sakit hati
Dan kamu beneran kelewat benci terhadapku pribadi
Sampai aku sadar diri
Kamu menarik diri dari poros kehidupanku
Kamu pergi meninggalkanku dalam duniaku sendiri
Bahkan kamu sampai membatasi ruang gerak keluargamu dari aku
Aku selalu rindu kehadiranmu
Aku tak pernah menganggapmu pergi
Aku memang sangat kehilangan kalian di sisi selama ini
Tapi apalah dayaku, apabila itu kehendakmu
Aku ingin kita toleransi
Biarkan kebencianmu itu hanya untukku pribadi
Biarkan keluargamu dan keluargaku tetap menjalin silaturahmi
Saling tolong menolong dan menghormati satu sama lain
Toh selama ini aku selalu usahakan hadir di setiap moment penting keluargamu
Dan sekuat tenaga menhindarimu secara pribadi
Aku tak paham ada masalah apa yang sebenarnya terjadi
Di antara kita mengapa harus begini
Dapatkah kita bersahabat kembali
Aku sungguh rindu memiliki sahabat sepertimu
Karena kamu tiada duannya di dunia ini
_
Hi, Ladies
Kini kamu sudah semakin dewasa
Berapa tahun kita tidak bertegur sapa
Kamu sekarang jadi pribadi yang berbeda
Kamu yang dahulu, lugu dan juga lucu
Selalu mewarnai hari-hariku
Bahkan duniaku dengan suka cita menerimamu
Kamu menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupanku
Sayang, ketulusanku waktu itu tidak kamu hargai
Kamu terlalu asyik dengan kebahagianmu sendiri
Kamu polos dan selalu menjalani hidup sesuka hati
Aku rasa aku tak lagi mampu mengendalikanmu
Aku rasa aku tak lagi berdaya menjagamu
Kamu tak pernah menghiraukan pendapatku
Kamu tak mau lagi mendengarkan perintahku
Jujur, kamu membuatku kewalahan kala itu
Jujur, aku minta diberikan kesabaran dalam menghadapimu
Jujur, kamu tak sedikit pun menghargai aku
Dan jujur, aku terpaksa membencimu
Aslinya aku membenci ketidak berdayaanku menghadapimu
Itu pun apabila kamu mengerti
Aku sungguh menyayangkan jarak yang terjadi
Aku tak mengira kita harus dipisahkan begini
Aku berusaha untuk menyangkal semua kebersamaan dan kebahagian yang pernah kita alami
Maksudku adalah supaya kamu mengerti, bersamamu kurasa bahagia tiada henti
Jangan bertanya bagaimana hariku setelah kepergianmu
Jangan tanya bagaimana perasaanku sesudah melepaskanmu
HANCUR lebur tak bisa digambarkan lagi hidupku
Dunia menyalahkan ku, karena mencampakkanmu
Dunia membelamu, seakan kamu adalah korban kebencianku
Korban dari rasa iriku terhadapmu
Peri kecilku, kini tumbuh menjadi perempuan dewasa
Tak disangka kamu mampu menjadi seperti ini
Keanggunanmu dalam bersolek dan kemandirianmu dalam memegang prinsip
Kamu berbeda dari yang aku kira
Betapa beruntungnya, pangeran berkuda yang penuh perhatian memilikimu
Seandainya itu, aku.
Syfa dan Awan
Saat Awan berpaling dari Syfa
Syfa melihat Bunga dengan hangat menyambutnya
Awan yang dingin tak menghiraukannya
Bunga tetap dan selalu mencoba peruntungannya
Ada suatu hal yang tak terpahami oleh Syfa dan Awan
Sehingga mereka memasuki fase ketegangan dan sedikit kehilangan kepercayaan
Andai Syfa dan Awan dapat sedikit saling meneduhkan
Bukan tidak mungkin mereka bisa saling memaafkan
Memang banyak hal yang harus ditoleransikan
Syfa dan Awan berasal dari dua hal yang berbeda
Dua lingkungan keluarga yang tak sama
Dua pemikiran yang sering beda jalan
Namun tetap memiliki satu tujuan
Fokus
Syfa dan Awan harus fokus dengan tujuan mereka
Jangan pernah menyepelekan hal kecil yang menjadi kerikil
Harus waspada dalam menghadapi ujian
Pupuk dan kuatkan tekad kalian
Perjalanan panjang dan perjuangan penuh pengorbanan mereka
Harus menghasilkan yang terbaik
Suatu hari Syfa dan Awan bertemu kembali
Mereka datang dengan pasangannya masing-masing
Syfa dengan calon tunangannya, Airlanga
Awan ditemani Bunga fansnya
Aku sengaja ingin mempertemukan kembali
Ingin mendamaikan kedua hati yang saling termiliki
Aku temui Awan dan Syfa
Aku tanyakan komitmen mereka
Aku menyayangkan perang dingin keduanya
Aku ingin meluruskan kejadiannya
Aku saksi bertemunya mereka dan aku ingin menjadi saksi bersatunya cinta mereka
Syfa dan Awan pesimis dengan keadaan
Mereka ingin yang realistis
Banyak hal yang terlalu rumit dan membelit
Syfa dan Awan pernah berusaha
Dan mendapat ujung yang tidak lengkap
Kondisi menjadi rawan, Syfa sebentar lagi akan menjadi wanita orang
Apabila Awan tidak bertindak, selamanya Syfa tidak akan bisa menjadi milik Awan
Syfa juga harus berusaha meyakinkan Awan untuk hidup bersama
Belum sempat aku mendamaikan keduanya
Bunga datang dari belakang memeluk Awan
Aku melihat tatapan sengit dari mata Syfa
Awan berusaha melepas pelukan dan berhadapan dengan Bunga
Bunga masih melancarkan aksinya, sekejap saja ia mendaratkan ciuman tepat dibibir Awan dan kembali memeluknya erat
Aku dengar suara Syfa menghembuskan nafas berat
Dengan cepat dia meninggalkan kami di sana
Aku melihat tunangannya pun lari mengejar Syfa yang seakan lupa dengan Airlang
Tak mau kalah, Awan pun pergi tak memperdulikan Bunga
Tanganku terasa panas dan gatal sekali, sampaitidak sadar aku menampar Bunga
Bunga menatapku heran dan pergi mengejar Awan
Dari jauh ku lihat Airlang menenangkan Syfa, meski dia tidak tahu apa kondisinya
Aku tahu, Syfa pasti langi ingin sendiri
Awan datang menghampiri keduanya
Airlang terlihat bimbang
Bunga pun datang dengan wajah murka, dia hendak menampar Syfa
Reflek Airlang mencegahnya
Aku mendekati mereka berempat
Perdebatan semakin lekat
Airlang yang bertanya-tanya tentang kondisi Syfa
Bunga yang tak henti menyalahkan Syfa
Sedangkan Awan dan Syfa hanya diam dan saling menatap
Dari dulu, mereka selalu begitu
Punya mulut tapi tidak dibuka
Aku kesal, aku meminta Awan dan Syfa tegas tentang hubungan mereka
Bunga langsung nyeletuk, apabila tidak ada apa-apa
Awan milikku sekarang, katanya
Aku kembali menegaskan, dimana cinta Awan dan Syfa
"Sudah tidak ada" Jawab Syfa dengan lantang dan menarik Airlang pulang
Awan hanya tak henti melihat Syfa yang bergegas pergi
Syfa beneran pergi, aku pukul Awan
Awan kenapa selalu begini?
Awan melepaskan Syfa begitu saja untuk kesekian kalinya
Bila Awan tak cinta Syfa, mengapa harus memperhatikannya tanpa jeda
Kenapa Awan selalu tega melihat Syfa terjebak dalam dimensinya
Andai Awan memperjuangkan Syfa
Mungkin mereka dan semua saksi perjalanan cinta mereka juga akan berbahagia
Syfa, oh Syfa
Selalu keras kepala
Dia tak ingin terlihat lemah di mata Awan
Kemandiriannya sering membuat kami berdecak kagum, sekaligus waswas
Syfa selalu berambisi besar dan tak kenal lelah untuk mengejarnya
Apabila disinggung tentang Awan dia bisa langsung tergolek lelah
Aku rasa Syfa dan Awan adalah dua kutub magnet yang berbeda tapi keberadaan keduanya tidak dapat dipisahkan
Apapun itu berbahagialah Syfa dan Awan di jalan yang kalian yakini dan tempuh ini
Kami rindu kebersamaan kalian
Kebersamaan yang sangat menginspirasi kami
We love you, both of you, Syfa dan Awan.
Kapal Karam
Kapal Karam
Kapal yang di dermaga itu telah lama berlayar
Berlayar mengarungi berbagai jenis ombak, dan tak jarang menembus badai
Badai terkahir begitu mengguncang kapal
Kapakl pun kehilangan keseimbangaan dan akhirnya karam
Karam di tengah lautan lepas
Karam di tempat yang tak terjamah
Karam di waktu yang tak tepat
Selepas karam, kenangan dan sejarah tentang Kapal tak berhenti didengungkan
Beberapa asyik mengagungkan kapal tersebut
Kapal yang kuat, kokoh, bagus, baik, keren, dan canggih itu kini telah karam
Jumat, 16 Oktober 2015
Menjadi Pasangan Halal
Menjadi Pasangan
Pertama, selamat untuk kalian yang sudah resmi secara agama dan negara menjadi pasangan
Pasangan yang seharusnya saling melengkapi
Kedua, selalu ingat perubahan status kalian itu!!
Sekarang kalian hidup di satu dunia dengan dua kepala
Terkadang kalian memiliki tujuan yang sama, hanya jalan pikirnya tak selalu sama
Seringkali kita dibenturkan oleh masalah miscommunication
Waspadailah dan bijaksana dalam bertindak
Ketiga, semua kekurangan dan kelebihan pasangan adalah milikmu juga
Aibnya merupakan aibmu juga
Bahagiamu bahagianya juga
Dukanya sama dengan dukamu
So kalian diciptakan untuk saling menguatkan
Keempat, jarak dan waktu bukanlah sesuatu yang meragukan
Karena memutuskan hidup menjadi pasanganmu, sebagian dan seluruh hidupmu adalah hidupku juga
Kecuali Tuhan tidak ada yang mampu memisahkan kita
Karena kita sudah berjanji atas nama Tuhan dan disaksikan semua orang tersayang, bahwasanya kita telah dipersatukan Tuhan dan hanya Tuhan juga yang memiliki kehendak memisahkan kita
Kalian harus saling memahami hak dan kewajiban masing-masing
Jangan selalu menjadi penuntut, sebab siapa yang menabur maka ia pula yang akan menuai hasilnya
Tunaikan semua kewajiban dengan baik dan penuhi setiap hak pasanganmu
So untuk mu yang sering merengek
Meminta waktu dan menyalahkan jarak
Coba pahami kembali hakikat cinta
Bahagia itu sederhana
Cintai setiap detik hidupmu
Teruntukmu sahabatku, yang telah saling mengikat janji nan suci
Aku doakan keberkahan Tuhan semoga selalu mengalir dalam hembusan nasaf kalian
Aku berikan saran untuk lebih saling mencintai satu sama lain
Pelihara selalu rasa meyayangi, menghargai, menghormati, dan memaafkan
Kurang lebih mu adalah kurang lebihnya juga
Kalian telah memilih jalan bersama dalam satu tujuan
Membentuk keluarga yang sakinah mawadda warohmah
So pegang dan buktikan komitmen tersebut dengan baik
Aku percaya kalian bisa saling menggenapi, dan hidup bahagia sampai takdir memisahkan
Do'akan pula agar sahabatmu yang satu ini juga segera menunaikan sunah rasulnya
Dimudahkan dan dilancarkan serta dientengkan jodohnya
Segera membentuk keluarga samara dan hidup bahagia dalam lindungan Allah SWT ya!
Dunia Yang Sama Terasa Berbeda
Dunia tahu bagaimana caramu perlakukanku
Dunia pun jadi saksi seperti apa perasaanmu padaku
Dunia juga mengerti kapan semua itu dimulai dan sirna pada akhirnya
You treat me so well
Perlakuanmu baik & anggun sekali kala itu
You love me so bad
Perasaanmu begitu dalam bahkan membuatku sempat terkesan
You started and you finished it
Kamu yang tahu persis kapan perasaanmu dimulai dan berakhir
Datang dan pergi sesukamu
Melihat dan bertanya padaku
Mendengar dan menjabarkan seenakmu
Berjalan kita di jalan yang tak satu
Memang kalau bukan takdir
Apa mau dimaka lagi
Apa bisa diusahakan kembali
Sudah terima dan tapakki ini
Mengetahui kemarahanmu, kekecewaanmu, dan kepedihanmu
Membuatku tersadar ada yang sebegitu peduli terhadapku
Mungkin aku boleh saja terlambat
Tapi kamu terlanjut sudah menyumbat
Menyumbat semua aliran perhatianmu
Menyumbat semua perasaanmu
Sekejap saja semuanya sirna
Sekejap saja berakhir sudah semua
Aku dan kamu seperti tak pernah bertemu
Kita serasa tak hidup di satu langit yang sama
Aku dan kamu tak lagi saling mengenal satu per satu
Kita sudah hidup di dunia yang berbeda
Kita begitu menarin
Kebersamaan kita begitu menarik
Sampai banyak mata penasaran melirik
Kebersamaan kita bukan hal yang secarik
Tapi lebih dari kisah 1001 malam yang menggelitik
Aku bahagia bersamamu
Dan kau pun bahagia bersamaku
Kita bersama untuk sebuah rencana yang satu
Satu tujuan untuk memberikan yang terbaik dariku dan darimu
Untukku dan untukmu
Kebersamaan kita memang bukan kisah kebersamaan pada umumnya
Hati kita yang sama, meyakini akan satu hal yang akan terwujudkan
Aku bersama dengan hatimu
Kamu bersama dengan hatiku
Sejauh kaki kita melangkah
Seluas mata kita memandang
Sekeras telinga kita mendengar
Secepat mulut kita berbicara
Secerdas otak kita berfikir
Di hati dan otak kita
Hanya ada aku dan kamu yang kelak sungguhan menjadi kita
Dalam do'a dan dalam sujud kita
Selalu mengalir indah alunan nama masing-masing diri ini
Jarak, waktu, pengelihatan, pendengaran, dan ilmu pengetahuan ini kelak yang menyatukan kita
Kau menepati janjiku, meminangku dengan Bismillah
Dengan kemurnian dan keteguhan hati mengikhlarkan kalimat ijab kabul pernikahan di depan orang tua kita
Dengan segenap jiwa dan raga memelihara cinta kita sampai akhir hayat
Aku dan kamu, kita.
Aku Tak Menyalahkanmu
Aku tak menyalahkanmu atas keterlambatanmu
Aku tak menyalahkanmu atas ke-tak-berdayaanmu
Aku tak meyalahkanmu atas semua janji yang tak tertepati
Aku tak menyalahkanmu atas terlalu lama aku menanti
Aku tak mempermasalahkan dia
Dia yang tiba-tiba hadir meyakinkanku
Dia yang dengan cepatnya berkomitmen mempersuntingku atas nama Tuhan
Dia yang membuatku takjub semudah inikah jalan menuju pelaminan
Dalam penantian panjangku menantimu, dia hadir membuktikan cinta yang nyata
Dalam kesungguhanku mencintaimu, dia datang membawaku ke dunia yang sebenarnya
Dalam perjalananku membuktikan cinta, dia mampu membuatku terpana
Bahwa cinta itu sederhana
Bagaimana ini?
Aku merasa sempurna bersamanya
Aku lebih menghargai kenyataan ini, dari pada cinta kita yang hanya ada dalam kesabaran menanti
Ini lebih realistis, sesederhana ini arti mencintai
Usaha yang kita telah lalui bersama
Bukan salah dia hadir diantara kita
Bukan juga salah aku dan kamu
Dia seperti tabir yang terbuka
Terima kasih untukmu yang telah memberikanku banyak inspirasi selama aku menanti
Terima kasihku juga untuknya atas tindakan tindakan nyatanya
Terima kasihku untuk kalian berdua telah hadirkan bahagia yang berbeda
Hari Itu
Pada hari kita bertengkar, aku meninggalkanmu
Dan karena kesombonganku, aku tak punya alasan untuk menahanmu
Aku melihatmu, meninggalkan ku pergi
Aku fikir aku akan melihatmu sekarang
Aku berharap kamu akan datang untukku
Tapi setelah sekian lama aku menantimu
Masih tidak ada kabar darimu
Kamu memperlakukanku begitu baik
Tapi aku tak menghargainya
Dan sekarang aku memahami
Kamu menderita karena keangkuhanku
Benarkah begitu
Kamu masih tidak bisa mengerti aku
Cintamu seharusnya hanya untukku
Tolong jangan tinggalkan aku
Kau selalu ada di sampingku
Tapi aku tak menyadari itu
Bisakah kamu memaafkan seorang yang seperti aku
Beginilah aku
Kurang dan lebih diri ini hanya aku yang tahu
Terima kasih telah setia di sisi
Sabtu, 10 Oktober 2015
Dan
Menentukan pilihan hidup itu ada ditanganmu
Kamu mau pilih aku atau dia adalah hak mu
Aku hadir hanya untuk meluruskan kabar yang tersebar
Tak mungkin aku salah mendengar apabila aku sengaja menemuinya dan mulai menampar
Kamu tau aku
Kamu lama mengenalku
Aku adalah seseorang yang cinta kedamaian
Segala macam bentuk kekerasan sangat aku hindari
Dan tak mungkin hal itu terjadi
Kamu ingatkan aku tak suka berdebat
Kita lebih sering saling mengingatkan dan melihat
Bukankah toleransi ku sangat terhormat
Dan aku sangat menjunjung tinggi kekerabatan
Aku dan dia bertemu itu juga tidak kami sengaja
Aku dan dia memang tak saling kenal
Kami tidak tau perangai satu sama lain
Dan hari itu semua baik-baik saja
Aku dan dia hanya berkenalan, lalu bertegur sapa
Layaknya orang yang baru pertama kali bertemu dan kenal
Aku kenal kamu orang yang berkepala dingin
Aku tahu kamu pandai menyikapi suatu hal
Aku ingin kali ini kamu pahami ceritaku
Bukan untukku, tapi juga untuk dia
Tak ada kebencian dalam relungku
Tak pernah ada kata dendam dalam kamus hidupku
Aku bukan sedang mencari alasan
Seperti yang kamu tahu aku orang yang lugas dan juga tegas
Dia sudah mengarang cerita, dan dia juga telah menyebarkan berita yang tak benar tentang pertemuan kami
Dia menarik simpati banyak orang, dan dia mencari nama atas suatu tindakan yang tak pernah aku lalukan terhadapnya
Aku tak masalah tentang orang mau bilang apa
Yang menjadi masalahku adalah kepercayaanmu padaku, apakah masih ada?
Aku minta maaf untuk semua yang pernah berlalu diantara kita
Aku juga berterima kasih atas kerjasama kita selama ini
Dan untuk kali ini, aku mohon dengarkan dan pahami pernyataanku
Aku tak mencari simpatimu dan aku tak sedang berusaha menarikmu lagi
Aku hanya ingin kamu mengerti dan tidak terbawa emosi
Manusia wajar punya khilaf
Sebelum kamu gelap mata
Atau malah menutup panca indra
Untuk terakhir aku ingin sampaikan
Bahagiamu bahagiaku juga
Jumat, 09 Oktober 2015
Tak Disangka
Ternyata Awan menyalahkan aku
Mempertanyakan kepergianku
Menurutnya aku lari dari kenyataan
Aku yang tidak pernah ada dewasa dimatanya
Awan meyayangkan semua ketulusannya
Awan kecewa terhadapku
Aku tak lagi seperti yang ada dalam pikirnya
Aku bukan Syfa yang dikenalnya
Aku berubah ya, Awan?
Jarak, haruskan ku jadikan itu alasan
Waktu, haruskah aku persalahkan
Kenangan, haruskah dilenyapkan
Awan bilang aku berbeda
Mungkin frekuensi kita tak lagi sama
Awan bilang sulit mengetahui alur bernalarku
Mungkin Awan sudah semakin dewasa
Awan bilang aku tak lagi menjunjung kebijaksanaan
Awan bilang aku menyalah gunakan kebebasan
Kamu berasumsi dari mana asalnya Awan?
Kamu terlalu keras merangkai alasan!
Apabila sudah bosan
Apabila sudah tak tahan
Dan bila sudah tak sepaham
Katakan saja, jangan kebanyakan alasan
Awan, wajahmu yang teduh itu yang ku rindukan
Ada ketenangan saat melihatmu meski dari kejauhan
Awan mesti mentari kadang menyilaukan pandangan
Dan terangnya bulan bintang menyarukan
Memandangmu sungguh tak membosankan
Ceriaku itu yang Awan dambakan
Mengukir asa bersamaku itu yang Awan pernah katakan
Bahagia berdua bersama untuk selamanya tanpa paksaan dan selalu dalam cinta Tuhan itu yang kita inginkan
Tapi mengapa kita tak lagi sejalan
Mengapa kini kita berselisih paham
Dimana kebersamaan dan toleransi kita
Kehangatan, pengertian, dan saling menghormati
Dimana semua janji yang telah diikhlarkan
Kita harus berpisah
Lihat kini, yang kita inginkan adalah sebuah perpisahan
Mungkin kita sudah terlalu lelah
Mulai berdebat terus tanpa arah
Mengapa kita harus bertemu dan berpisah
Kemudian memaksakan sebuah pertemuan kembali, dan hasilnya kita juga yang inginkan berpisah
Kurang baik apa Tuhan sama kita
Kita yang tak ada syukurnya
Mungkin kita terlalu kikir
Atau hati terlalu fakir
Untuk saat ini, biarkanlah semuanya terjadi dan selesai sampai di sini.
Kamis, 08 Oktober 2015
Awan tak henti mengamatiku
Dari kejauhan Awan mengamatiku
Awan tak pernah berubah
Awan selalu penasaran mengapa hariku tetap saja berwarna
Awan tak berhenti mengamatiku dari jauh
Awan pun merasakan apa yang aku rasakan juga
Awan tetap sembunyi dari orbit hidupku
Dear Awan,
Waktu dia menangkap basah penguntitku
Waktu dia mengintrogasi orangmu itu
Waktu dia curiga dengan alibi orangmu
Waktu dia konfortasiku
Waktu itu aku baru sadar Awan mengamatiku
Waktu itu pula aku menerka-nerka ada apa gerangan???
Dari kejauhan sana Awan mengamatiku
Mengamati setiap gerak gerikku
Awan tak terlibat secara langsung
Untuk apa kamu perlu tahu informasi tentangku
Caramu itu bermaksudkan apa?
Bagi Awan cukup melihat perkembanganku dari jauh
Cukup bagi Awan melihatku semakin ceria dan dipenuhi aura bahagia
Sekarang Awan sedang menjadi peramalkan?
Awan tak henti berasumsi dengan keyakinannya sendiri
Silahkan untuk terus menerka-nerka apa yang ada di dalamnya hatiku ini
Aku saja tak sanggup pahaminya
Aku tah, pasti ada alasan orang melakukan sesuatu
Salah dan benarnya tergantung dari sudut pandang mana mau dilihatnya
Semangat bekerja semoga harimu bermanfaat ya Awan!
Alasan Terbesar
Mereka alasan kita bertahan di jalurnya
Karena mereka yang membuat kita bisa berdiri seperti kini
Cinta tulus mereka yang memampukan kita melalui semua ini
Kebahagiaan merekalah tujuan kita
Kita bahagia di saat kita bersama
Kurang lebihnya kita terasa tergenapkan sudah
Tapi tak adil rasanya bagi mereka
Bahagia tak cukup diantara kita saja
Mereka pun pantas merasakan kebahagian yang kita rasakan juga
Sering kali kita dipertemukan dalam kondisi yang berbeda
Tak jarang kita disatukan dalam posisi yang tak sama
Status keluargamu yang lebih tinggi dariku
Lingkunganmu yang lebih berkelas dari padaku
Menurut kita pribadi, awalnya semua itu bukanlah kendala
Adalah hal baru penuh petualangan menjalani hari bersamamu
Begitu juga kesanmu saat bersamaku
Pertemuan kita merupakan Anugarah Tuhan Yang Maha Esa
Tetapi bumi perlu untuk selalu berputar pada porosnya
Biarkan senja tiba tepat pada waktunya
Bukankan semua sudah ada dalam ketetapanNYA
Kita protes pun tiada berguna
Karena DIA yang punya rahasia
Kita hanya berstatus sebagai hambaNYA
Sudah sepatutnya kita tunduk & patuh terhadap perintahNYA
Menjauhi laranganNYa juga
Jelaslah sudah tembok pembatas, yang tinggi, tebal, dan kokoh ini
Selamat jalan kenangan manis nan berarti
Sampai jumpa di lain hari
Kuatkan hati, tabahkan diri
Tuhan punya alasanannya sendiri
Senin, 05 Oktober 2015
Hargai Semua yang Telah Berlaku
Bukan karena aku tak berani menegurmu
Bukan karena aku tak mau menyapamu lebih dahulu
Aku hanya tak memiliki alasan untuk mengenalmu lagi
Aku hanya tahu diamku ini berarti banyak untukmu
Aku telah berjanji untuk tak mengusikmu kembali
Aku telah menyanggupi keinginanmu untukku hidup mandiri
Aku sudah berjalan di jalan yang aku tempuh sendiri
Pendakian panjangku untuk sampai di titik ini
Bukanlah alasan yang dikarenakan olehmu
Aku bersyukur hadir & hidup di dunia ini
Aku bersyukur Tuhan Maha Pengasih & Maha Penyayang
Tuhan yang memberikan perlindungan terbaiknya
Tuhan yang membimbing setiap langkahku
Jadi kamu tak perlu khawatir
Segurat cemas pun tak usah dikeluarkan
Seperti hari ini, kau hadir
Menatapku penuh kekhawatiran
Simpan semua gundah dan kerinduanmu
Aku cukup mengerti dalamnya perasaanmu
Biar Tuhan yang menyatukan kita
Kalau jodoh tak akan lari kemana
Kenyataannya memang Tuhan tak perkenankan kita bersama
Tuhan tak mengizinkan kita bersatu
Nyatanya kita belum berjodoh
Tuhan tahu rahasia yang tak kita pahami
Di Tepi Batas Kesabaranku Menantimu
Membuangmu di tepi batas kesabaranku menanti
Melepasmu di saat semua tak lagi berpihak padaku
Merelakan kepergiammu yang telah sekian lama terjadi
Melewatimu sesudah habis asaku padamu
Menyadari semua waktu yang telah terlewati
Mengingat segala perjuangan untuk menahan bayangmu di sisi
Memastikan kisah ini adalah benar dan pernah terjadi
Mengharapkan luka sembuh kembali
Perih yang sedari awal kurasakan
Tak jua tertahankan
Seketika ia menjadi luka yang rindu kesembuhan
Kembali ia ingin disempurnakan
Akan semua perasaan tak terbantahkan
Menari kamu di atas penderitaan
Tertawa kamu melihat kenyataan
Bertepuk tangan kamu memberi penghinaan
Begitukah kamu yang aku bayangkan
Benarkah semua ini terjadi
Benarkah segalanya terbukti
Salahkan aku yang tak berdaya
Salahkan kamu yang tak bermata
Kita tak pernah berdebat
Kita selalu ingin tak terlihat
Kita ada di jalan yang telah dipahat
Kita mungkin dibilang jahat
Sesuatu terjadi pasti dengan sebab
Bungkam
Selalu itu yang menjadi andalan
Tak perlu penjelasan
Semua telah tergambar penuh kesan
Saking dalamnya aku tak sanggup berpesan
Api terpadamkan oleh hujan
Penjelasanku
Pada akhirnya mungkin kamu akan mengerti
Akan semua keputusan yang tak terpahami
Lihatlah senja di sore nanti
Betapa cantiknya ia harus mati
Itulah yang disebut dengan takdir
Sebuah siklus yang tak dapat terhindar
Ya ku akui mataku sempat nanar
Memandang kenyataan sedikit gemetar
Aku sempat dilanda rasa takut
Aku yakinkan diri aku bukan pengecut
Sekuat tenaga aku menyeimbangan denyut
Agar aku bisa memahami kecut
Mengerti, takdir dan rasa takut
Aku hanya memiliki diriku sendiri
Aset berhargaku hanya tubuhku ini
Ku selalu teguhkan hati suatu saat akan tiba waktu yang dinanti
Kenyataannya memang aku masih sendiri
Kenyataannya aku masih menata hati
Kenyataanya aku masih sabar menanti
Kenyataanya memang tak ada lagi kamu di sini.
Kita Coba Berdamai Dengan Masa Lalu
Dan kita coba berdamai dengan masa lalu
Bangkit dari semua rasa yang menipu
Berhenti dengan cara berfikir keliru
Memahami kesalah pahaman yang sempat menderu
Kita netralisir hati
Kita jernihkan pikiran ini
Kita maafkan semua yang telah terlewati
Kita ucapakan terima kasih pada diri
Kini semua yang telah berlalu
Telah tersimpan rapi di album biru
Cerita kita telah menjadi masa lalu
Mari jalani hidup dengan benar laku
DIA lagi
Aku juga pernah merasakannya
Seketika perih, dan sakit sekali mengetahuinya
Dia bercerita tentang kebaikanmu padanya
Dia pun menambahkan tentang kekagumannya
Ya, dia mengagumimu
Pantas dan selayaknyalah orang sebaik kamu banyak yang mengagumi
Kepribadianmu yang luar biasa memperlakukan orang di sekelingmu
Lembut dan perhatianmu itu juga yang mencuri hatiku
Kamu berbeda dari yang aku pernah kira
Kebaikkanmu itu juga yang membuatku salah terka
Ternyata tidak hanya untukku untuknya pun sama
Aku dan dia tidak ada bedanya di matamu
Mengetahuinya aku perih
Perih yang seketika berubah menjadi sakit sekali
Bagaimana tidak, dia berhasil memperdayamu
Aku kalah pesona
Aku terlampau jual mahal
Terima kasih, kamu dan dia sungguh menakjubkan
Pembelajaran berharga untukku
Bersyukurku miliki pikiran jernih nan sehat ini
Ajaib sekali rasanya aku bisa menahan diri
Seperti yang telah kamu ketahui
Aku orangnnya penuh ambisi
Semua yang ku inginkan harus termiliki
Andai aku tak kuasa mengendalikan emosi
Entah apa yang akan terjadi dengan diriku ini
Kamu tahu persis bagaimana aku, saat aku murka
Semua terlihat tak ada beda
Aku pasti akan mengamuk membanting semua benda yang ada
Aku tak peduli dimana aku berada
Aku murka saat semua yang kuhendaki tak ada
Kamu pun paham saat aku menangis
Kecewa, sedih dan terus mengais
Mengais sentuh kasih sayang dan perhatianmu
Aku Tak MenyalahkanMu & juga Waktu
Sudah pernah aku sampaikan
Aku tak menyalahkanmu dan juga waktu
Aku tak apa
Insyaallah & Alhamdulillahnya aku baik baik saja
Perjalananku sendiri melewatimu
Itu cukup aku simpan dalam hati
Banyak tempat yang aku singgahi, yang meringankan langkahku sampai detik ini
Warna warni jarak yang ku tempuh ini bukan tanpa arti
Aku manusia biasa
Aku juga wanita yang ingin merasakan hidup senpurna
Aku ingin memiliki suami soleh
Aku ingin menjadi istri sholehah
Aku ingin menua bersama suamiku
Aku ingin kami memiliki keturunan yang soleh & sholehah
Penenang, penentram, dan pemberat timbangan amalan kami kelak
Bila kita tak bersama
Izinkan aku berbahagia bersamanya
Bersamanya yang mengenappiku
Bersamanya yang berani mengambil keputusan
Bersamanya yang berani memikul tanggung jawab
Bersamanya yang lebih bijaksana
Mengambil hak&kewajibanku dari kedua orangtuaku tercinta
Bersamanya yanga tak menunda untuk menghalalkan hubungan kami
Bila kita tak jua berjumpa
Aku telah titipkan rasa rinduku yang teramat dalam kepadaNya
Aku telah mengembalikan semua pada kekuasaanNya
Hatiku yang dulu diisi kamu, sudah aku berikan padaNya
Aku tahu Tuhan pasti menepati janjinya
Dia akan memberikan kita rasa yang sesungguhnya dan seharusnya